Suara Golkar edisi November 2013 | Page 62

MEDIA CENTER BKPP PARTAI GOLKAR Untuk revitalisasi peran koperasi itu, Pahlevi menggunakan istilah back to basic. Jadi, bukan beranjak dari nol lagi. Tapi mengembalikan kembali. Baik dari sisi aspek kelembagaan, anggota dan usahanya. Dia mengakui, dulu banyak oknum yang menyalahgunakan koperasi. Namun, dengan perbaikanperbaikan yang dilakukan berjalan dengan baik maka koperasi akan menjadi kekuatan ekonomi yang paling besar. Dia juga mencanangkan program revitalisasi yang disebut ‘Satu Desa, Satu KUD’. “Kalau ini bisa berjalan, bisa menjadi kekuatan ekonomi yang paling besar. Tidak ada perusahaan swasta buat jaringan yang lebih luas. Mungkin ini terlalu ideal karena ada sekitar 81 ribuan desa. Kalau misalnya saya bisa bikin ‘Satu KUD Satu Desa,’ berarti kan jaringan luas,” jelas dia. Bahkan, tak hanya mendirikan KUD sebagai organisasi, ke depan juga akan membuat Warung KUD. Di situ nanti akan menjual bahan pokok dan sembako sebagai kebutuhan dasar anggota. Sebab, saat ini yang memilih membeli di pasar dibanding di KUD. Karena itu, suplai kebutuhan itu akan dijamin. Intinya, kata dia, ada jaminan kepada para anggota bahwa mereka akan mendapat manfaat dan keuntungan dari kegiatan mereka. Untuk mengantisipasi penghasilan para anggota koperasi, MEDIA CENTER BKPP PARTAI GOLKAR juga menyediakan simpan pinjam di koperasi. Bobby Rizaldy, Anggota Komisi VII DPR RI Pahlevi yang menyalonkan diri menjadi anggota legilatif (caleg) dari Dapil Kaltim tersebut tidak menafikkan keadaan globalisasi yang tidak bisa dihindarkan dan juga berdampak pada kehidupan koperasi. Namun, dia berpendapat bahwa sepatutnya pemerintah memberikan pelayanan kepada koperasi. Sebab falsafah negara ini adalah Pancasila dan falsafah ekonominya adalah koperasi. Kesejahteraan Rakyat ala Partai Golkar Beda Dengan yang Lain JAKARTA, MEDIA CENTER – Muda dan bersemangat. Itu kesan pertama bila bertemu dengan pria kelahiran Jakarta asal Sumatera Selatan bernama Bobby Rizaldi ini. Dia juga bukan orang baru di Partai Golkar. Bahkan saat ini, menjadi anggota dari sebuah komisi strategis di DPR RI, Komisi 7 yang membidangi energi, ristek dan lingkungan hidup. Pahlevi mengakui, upaya mencapai cita-cita revitalisasi koperasi tidak mudah. Karena itu, pihaknya sedang menyusun strategi. Pada Pemilu legislatif tahun depan, Bobby kembali mencalonkan diri. Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum AMPI, sebuah organisasi sayap Partai Golkar itu optimistis, dengan apa yang telah dilakukannya selama ini melalui keberadaannya di DPR RI bisa merebut kembali kepercayaan masyarakat. “Maka itu tahun pertama saya perkuat konsolidasinya. Agar komprehensif jadinya. Kita ajak duduk semuanya, termasuk masyarakat kampus. Ini pekerjaan rumah yang cukup berat. Saya yakin tidak cukup satu satu periode. Tapi harus dijaga,” tandas dia. Seperti apa persiapan dan pandangan-pandangan pria yang pernah berkarir di BP Migas tersebut terkait pencalegan dirinya, dan juga posisi Partai Golkar pada ketiga bidang yang digelutinya itu, berikut hasil wawancara dengan Tim Media Center BKPP DPP Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (11/11/2013). Sebagai kader muda Golkar di DPR, apa yang dilakukan di sana sebagai perwujudan komitmen pada kepentingan rakyat? Jadi kan sudah jelas, fraksi Golkar itu kan kepanjangan tangan dari DPP Partai Golkar. Dan ada Visi 2045 yang kita miliki. Kalau dari bidang energi, itu kan macam-macam tuh. Ada energi primer seperti minyak dan batubara dan juga ada listrik. Jadi intinya, kalau kita mau mempercepat pertumbuhan ekonomi kita menjadi double digit, kita gak bisa beginibegini saja. Pertama, jelas perlu pengelolaan energi migas kita untuk memastikan kita punya listrik banyak. Kedua dari sektor pertambangan, kalau migas ada 60 perusahaan menyumbang Rp 300 triliun. Tapi tambang 8 ribu perusahaan hanya menyumbang Rp 12 triliun. Itu kan kecil sekali. Nah, untuk menambah pendapatan dari sektor pertambangan itu sesuai Undang-Undang, setelah Desember tahun ini, tidak boleh lagi ekspor mentah. Harus ada proses tambah nilai. Jadi, meski ada yang meminta pemunduran pemberlakuan aturan itu, Fraksi Golkar tetap dalam posisi batas waktu itu? Kita tetap pada posisi politik kita, harus ada proses tambah nilai di tambang kita. Tidak perlu geser lagi. Karena kalau kita jual mentah, misalnya, kita dapat X dollar. Kalau kita kelola itu bisa 10 kali lipat. Ini juga terkait di migas terkait perpanjangan kontrak pengelolaan tambang. Menurut Partai Golkar dalam hitungan apapun, nilai matematis seperti apa pun tetap akan lebih untung kalau kita yang kelola. Dari perhitungan tersebut kita sampai pada sikap politik Partai Golkar mendukung kembalinya kontraktor-kontraktor asing yang kelola wilayah kita menjadi punya nasional. Semua partai itu mendukung nasionalisasi wilayah kerja pertambangan dan migas. Tapi Partai Golkar itu lebih tajam lagi. Partai lain tidak jelas, hanya penguasaannya saja. Tapi bagaimana pengelolaannya mau dikemanain mereka gak tahu. Itu yang membedakan posisi politik kita dengan yang lain. Di bidang riset dan teknologi (Ristek), apa kebijakan Fraksi Partai Golkar? Ristek juga sama. M