Suara Golkar edisi November 2013 | Page 20

seputar rapimnas MEDIA CENTER BKPP PARTAI GOLKAR adalah peran dari LSM. Kalau nanti ada caleg yang sudah bikin iklan dimana-mana dan ternyata tidak sesuai dengan yang dicatat ini, akan menjadi protes-protes, dimana posisi ketika nanti sudah pemenangan pemilu tapi ada temuan seperti itu nantinya bisa diolah, namanya juga politik. Bisa diolah oleh lawan politik, dan merugikan partai. Tidak mudah mensinergikan laporan keuangan caleg dengan partai, harus punya sistem. Apakah sekarang caleg-caleg ini mencatat laporan keuangannya? Saya rasa tidak. Takut ketahuan juga. Bila itu dimasukkan sebagai sumber pemasukan dari perusahaan, ada batasnya, bila dimasukkan sebagai pemasukkan dari perorangan akan dikejar pajak. Ini serius. Menurut pengalaman saya, ini harus di-share dalam Rapimnas, dan bersikap hati-hati. Konsolidasi penting, untuk mengatasi hal tersebut. Di Jateng, survei membuktikan Maret lalu posisi Golkar cukup bagus, posisi kedua setelah PDIP. Karena Jateng ini basis banteng. Di Jateng ini gubernurnya PDIP, meskipun bupati-bupati dari Golkar menang di beberapa daerah tapi pemenangan pilkada tidak bisa berbanding lurus dengan pileg. Money politics juga harus diberikan catatan khusus. Siapapun yang melanggar akan ditindak oleh KPU, diskualifikasi terhadap caleg tersebut. Di sisi satunya, masyarakat yang telah jadi pragmatis tadi, di sisi lain aturan KPU ketat. Nah bagaimana cara memadukan dua kepentingan ini antara aturan dan kepentingan. Sekarang ini yang paling bahaya adalah persaingan internal antar caleg, istilahnya jeruk makan jeruk. Paling bahaya karena, tidak hanya caleg bersama caleg tapi ada ketua DPD. Ketua DPD yang berpihak pada caleg tertentu, sehingga caleg lain tidak diberi kesempatan. Karena caleg yang didukung DPD mungkin mengedepankan masalah uang, nah ini bahaya sekali. Kalau ini terjadi maka, kader – kader potensial yang di partai ini tidak akan mendapat tempat. Kader – kader muda yang belum mempunyai kemapanan secara finansial tapi punya kecerdasan dan pengabdian yang tinggi terhadap partai dimana tempatnya? Sistem kita ini benar-benar membelenggu kader yang punya ideologi dan sistem yang bagus. Ada beberapa aturan, yakni UU No 8/2012 tentang pemilu, peraturan KPU No 13/2013, Peraturan KPU No 15/ 2013 pelaksanaan kampanye, ada Peraturan KPU No 11/2013 tentang tahapan pemilu legislatif. Juga termasuk soal atribut, mana yang dilarang mana yang boleh. Ini harus dipahami dan dijalankan. Karena semua ini ada wasitnya, ada jurinya. Dimana wasitnya bukan hanya lembaga formal, tapi juga ada LSM LSM. Sekarang ini kecenderungannya, terjadi semacam emosional dari masyarakat, yang juga didukung dari LSM tadi yang memang sedikit antipati terhadap partai poliik yang telah eksis di DPR. Sebabnya adalah korupsi. Padahal tidak semuanya korupsi. Mungkin dari 560 hanya beberapa yang korupsi, tapi imejnya sudah sedemikian rupa. Bila caleg-caleg ini tidak mengerti dan tidak memahami, cara menjawab kepada masyarakat ini bisa menimbulkan konflik dan perang mulut, bisa bisa perang fisik. Beberapa waktu lalu di Jateng saya menghadapi LSM yang begitu apriori. Saya ajak bicara, akhirnya ketemu titik temunya. Mereka tidak semua salah dan tidak semua benar, tentang pemahaman kepada DPR, Pemerintah, semua menjalankan aktifitas politik, bernegara dengan aturan undang – undang yang dibuat oleh teman- teman yang sebelumnya sehingga kita hanya melaksanakan. Tapi mereka kan gak mau tahu pokoknya tahunya Edisi No.1 November 2013 MEDIA CENTER BKPP PARTAI GOLKAR hari ini. Misalnya mengenai masalah pensiunan, kalau tidak dikuasai betul dan caleg tidak bisa menjelaskan, wallahualam. Khusus di wilayah koordinasi Bapak, seperti kesolidannya saat ini? Saya rasa hampir sama di seluruh tingkat nasional ini. Untuk membulatkan visi itu susah karena ego daripada pimpinan DPD, ego dari caleg kan luar biasa. Apalagi kalau ada keterikatan bukan hanya moral, tapi juga finansial ini ketua DPD akan sulit melepaskan. Jadi, secara umum sudah siap ya untuk memenangkan Pemilu 2014? Secara individual, terutama dari fraksi memang sudah siap, tapi yang sekarang ini kan, nasionalnya. Ada ketidaksukaan, entah karena apa, sehingga DPD memberikan hambatan hambatan, ini bahaya. Kalau bicara soliditas, ya saya bicara jujur belum 100% seperti yang kita harapkan. Saya harus bicara jujur, saya gak suka kalau depannya bicara baik, tapi nantinya ada apa-apa. Dalam pencapaian target kita juga rasional. Saya juga sampaikan pada Ketua Umum, bahwa Jateng juga tidak berani memberikan janji bahwa kita dua kali lipat kenaikannya, atau kita nomer 1. Pada pemilu tahun depan, targetkan berapa kursi? Target disana kita bikin estimasi, kita ada 11 kursi untuk dapil tertentu, estimasi penambahan kursi maksimal 20 kursi, tapi juga harus realistis. Bila ambil moderatnya, kita itu ambil 18 kursi. Kalau dari 11 jadi 18, kita ambil kursi 7 lagi. Bagaimana caranya? Namun kalau mau cari paling optimis itu ada posisi 16 – 17 kursi. Untuk Yogya bisa menangkan berapa persen dari total kabupaten/kota? Untuk Yogya saya targetkan 2 kursi karena dulu latar belakangnya, Golkar selalu dapat 2 kursi DPR RI di sana. Kalau pemenangan wilayah saya belum tahu karena tangung jawabnya wilayah. Saya belum korek sampai situ, dan saya tidak mau menjawab sesuatu yang saya tidak tahu. Jateng 1 kalau mau mencapai target maksimal 20 harus maka harus menambah 1 kursi, Jateng 2 harus bertahan 2 kursi, jateng 3 harus bertambah 1 kursi. Tapi, rata-rata harus menambah 1 kursi. Tapi ini tidak mungkin, berat, dalam tataran ideal. Daerah-daerah yang pernah mendapat 2 kursi kita ambil kembali. Namun ini juga harus kompak. Jangan sampai menggarap konstituennya lewat satu pintu. Karena suara terbesar itu suara mengambang. Suara mengambang itu masyarakat yang suka di klaim, ini basis merah, basis hijau, ini harus kita masuk. Caranya, pendekatan secara kultur, dengan peta sosiografi tadi. Kita juga tidak boleh menggurui, secara arogansi perintah sana sini, atau pake ajudan. Bapak sendiri nyaleg dari Dapil mana? Saya nyaleg dari Dapil Jateng III. Kebetulan tempat kelahiran saya. Dulu raih dua kursi. Sekarang tinggal satu kursi. Berati, minimal mempertahankan kursi bapak saat ini dan menambah satu l