ANAK MUDA MESTI BERPOLITIK
JAKARTA, SUARA GOLKAR – Seperti biasa, setiap menjelang Pemilu,
para pemilih muda yang jumlahnya
sangat besar menjadi rebutan. Namun, kenyataannya tidak mudah untuk meraih perhatian mereka. Banyak
faktor penyebabnya. Mulai dari keawaman soal politik hingga antipati
atau alergi terhadap politik.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Tantowi Yahya berharap, para pemilih
muda dapat menggunakan hak konstitusionalnya pada 9 April 2014. Dia
mengatakan bahwa berbeda dari di
negara lain, di Indonesia memang tidak ada sanksi bila tidak ikut memilih.
Namun, tidak memilih itu adalah kerugian besar.
“Tidak memilih itu adalah sebuah
kerugian besar. Sebab, Pemilu adalah forum bagi rakyat Indonesia untuk
mengubah pemerintahan,” ujar Tantowi di Jakarta, Jumat (6/12).
Tantowi berpendapat bahwa pemuda harus membuang jauh-jauh alergi
politik. Sebab ada perbedaan mendasar antara politik dan partai politik.
Kerancuan selama ini terjadi karena
maraknya kegiatan dalam dunia politik
yang kontraproduktif seperti korupsi
dan banyaknya absensi anggota DPR
RI.
“Harus dipahami ada perbedaan
mendasar antara politik dan partai
politik. Kalau partai itu adalah wadah,
politik adalah cara dan strategi. Jadi
apa pun yang kita lakukan itu tidak
bisa lari dari politik, politik itu tidak
najis. Bukan sesuatu yang jahat atau
patut kita hindari. Nah ini dulu yang
harus dilakukan oleh generasi muda,”
jelas Tantowi.
Lebih lanjut, Tantowi mengatakan,
di negara-negara yang menganut
sistem demokrasi seperti di Indonesia,
perwakilan di DPR melalui partai politik tidak bisa dihilangkan. Karena itu,
kehadiran partai politik tidak mungkin
terelakkan.
“Tanpa memilih maka generasi
muda di Indonesia telah mendukung
stagnasi pemerintahan saat ini,” tandas Tantowi.
Oleh karena itu, menurut Tantowi,
partai politik wajib memberi perhatian
khusus kepada generasi muda, terutama memberi pemahaman mengenai
arti penting politik bagi kehidupan berbangsa. Selain itu, ia juga berharap,
Golkar sebagai partai modern bisa
memanfaatkan para kader mudanya
untuk berinteraksi dengan masyarakat
dan memberi kontribusi pemikiran untuk kemajuan partai.
“Partai dan kader-kader partai juga
bertanggung jawab melakukan pendidikan politik kepada warga masyarakat yang belum sadar politik,” tutur Tantowi.
Pendidikan politik bagi para pemu-
da juga harus dilakukan dalam bahasa yang mudah dicerna. Bahkan,
menurut Tantowi, karena disinyalir masih banyak masyarakat yang anti-politik, saat ini dibutuhkan komunikator
dan public speaker untuk menyampaikan isu-isu politik dan bisa diterima
masyarakat.
Para pemuda juga memiliki peranan
besar dalam perubahan bangsa. Mereka adalah komponen penting yang
dapat mengubah keadaan bangsa.
Karena itulah ia juga mengajak anakanak muda untuk sadar politik dan
mau bergabung dengan partai.
“Saya berharap anak-anak muda
mau bergabung dengan SOKSI ataupun AMPG sebagai salah satu sayap
partai. Saya juga berharap orangorang muda ini kelak bisa menjadi
mesin partai yang sangat ampuh melihat energi yang besar serta wawasan
mereka yang segar,” tambah Tantowi.
Terkait pencalegannya, Tantowi optimistis dapat lolos dan terpilih. Dikatakannya, sebagai tokoh publik dirinya
sudah memiliki modal sosial berupa
popularitas. “Untuk popularitas saya
sudah punya, kini tinggal melanjutkan
ke tahapan akseptabilitas atau keterpilihan,” katanya.
Tantowi juga mengakui ciat-citanya
saat ini adalah memenangkan Partai
Golkar dalam Pemilu 2014, terutama
pemenangan Partai Golkar di DKI Jakarta.
“Saya berharap terjadi peningkatan
suara Partai Golkar, paling tidak di
Dapil III DKI Jakarta,” katanya. (ham/
sa)
59