Untuk persiapan
pemenangan ini, kata
Indra, selain DPP
Partai Golkar yang
menyiapkan saksi,
dia juga meminta
para caleg untuk
menyiapkan para
saksi. Sebab, katanya, tidak semuanya dibiayai oleh
partai. Apalagi para caleg juga sangat berkepentingan dengan hasil-hasil
Pemilu.
Guna menyolidkan barisan
menuju
pemenangan,
Indra
mengatakan, perlu diadakan semacam
rapat koordinasi karena Pemilu
sudah dekat. Rapat ini sendiri akan
dilaksanakan setelah mendapatkan
“Kita juga meminta supaya se- arahan yang jelas dari BKPP Pusat.
tiap caleg kalau bisa menyiapkan sak“Saya sendiri mengambil
si-saksi di TPS, terutama di tempat dia
berkampanye atau basis. Itu untuk inisiatif untuk melakukan koordinasi
menunjukkan seorang caleg itu serius di masing-masing provinsi. Tidak
atau tidak. Kalau mau menang, me- digabung semua provinsi dalam
satu tempat. Menurut saya itu kurang
reka mesti kerja keras,” tuturnya.
efektif. Saya sudah merancang untuk
Pematangan tersebut dilakukan keliling lima provinsi dan bertemu para
untuk mencapai target yang ditetap- calegnya. Model ini lebih mengena
kan DPP sebesar 30%. Kata Indra, jika untuk konsolidasi,” katanya.
merujuk hasil survey, Jambi, Sumsel
Indra juga berharap para caleg
dan Bangka Belitung sudah mencapai
30%. Sementara Lampung sudah 26% bekerja secara efektif untuk meraup
suara. Jangan sampai terjadi “caleg
dan Bengkulu hampir 30%.
makan caleg” sebagaimana terjadi
“Saya yakin bisa mencapai tar- di pemilu lalu. Intinya, jangan sampai
get 30% atau 17 kursi. Detailnya Lam- terjadi tabrakan antar-caleg dalam
pung 6, Sumsel 6, Bangka Belitung 1, berkampanye.
Bengkulu 1 dan Jambi 3,” kataya.
“Semua pastinya ingin jadi.
Dari 10 caleg pasti ingin semua jadi.
Tapi jangan sampai tabrakan dalam
kampanye,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Indra,
akan lebih baik jika para caleg
membagi-bagi wilayah konsentrasi.
Misalnya, jika ada 10 kabupaten,
sebaiknya dibagi-bagi jangan sampai
semua datang bersama sehingga
menjadi tidak efektif.
DPP Golkar sendiri, dari hasil
Rapimnas ke-5 sudah memiliki aturan
untuk menghindari kejadian “caleg
makan caleg”, termasuk sanksi bagi
yang melakukannya.
“Ada etikanya seorang caleg
untuk tidak saling menjelek-jelekkan
caleg lain. Akan lebih baik, kalau
bisa saling menyampaikan hal
positif tentang caleg lainnya,” tegas
Indra. (zn/rp/sa)
29