man di ruang Media Lounge yang kebetulan berdampingan dengan ruang
VIP yang digunakan para petinggi
Golkar, sempat membuat beberapa
wartawan iseng melihat perbedaan
antara makanan dan minuman yang
tersaji.
“Ternyata makanan kita sama
dengan mereka yang di VIP,” cetus
salah satu orang wartawan yang tak
mau disebutkan nama dan medianya.
(sa)
Rapimnas ke-5 Partai Golkar
juga tak disia-siakan para penjual
atribut partai berlambang beringin.
Menempati stan di lantai dasar, para
penjual ramai berjualan sejak hari
pembukaan.
Namun, karena peserta Rapimnas ke-5 yang hanya berasal dari
18
DPD I, membuat penjualan menyusut
bila dibandingkan dengan Rapimnas
ke-4 di Surabaya. “Iya, untuk penjualan pada Rapimnas sekarang ini sepi
sekali. Mungkin karena peserta yang
hadir hanya dari DPD I, tidak semua
yang hadir. Jadi wajar agak sepi,” ujar
Iqbal yang membuka stan di lantai dasar.
Penjual beragam atribut pakaian yang mengaku selalu mengikuti
acara nasional yang diadakan Partai
Golkar ini, mengatakan bahwa barang-barang yang laku terjual adalah
barang-barang dan atribut baru.
“Yang banyak terjual jaket dengan model bisbol dan kemeja polos
bermotif bahan-bahan tenun. Kalau
atribut lainya seperti topi atau kaos
tidak banyak dilirik peserta,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa setiap
hari stannya didatangi sekitar 40-50
orang. Ada yang belanja, ada juga
yang sekadar melihat-lihat. Sementara untuk omset per harinya, meskipun
tergolong sepi mencapai Rp. 2 juta.
“Kalau sebelumnya bisa lebih. Kondisi
ini sepi juga karena banyaknya penjual
yang berjualan di arena Rapimnas,”
jelas dia. Dia mengatakan bahwa bila
orang-orang daerah datang, biasanya
dagangannya juga laku banyak.
“Kalau yang hadir banyak
orang-orang daerah biasanya pada
akhir Rapimnas mereka lebih banyak
membeli untuk oleh-oleh kader-kader
di daerah. Akan tetapi pada Rapimnas
kali ini yang hadir hanya elit-elit partai.
Rata-rata mereka sudah punya dan
memesan sendiri di koperasi,” kata
dia. (sa)