Suara Golkar edisi Desember 2013 | Page 18

man di ruang Media Lounge yang  kebetulan berdampingan dengan ruang VIP yang digunakan para petinggi Golkar, sempat membuat beberapa wartawan iseng melihat perbedaan antara makanan dan minuman yang tersaji. “Ternyata makanan kita sama dengan mereka yang di VIP,” cetus salah satu orang wartawan yang tak mau disebutkan nama dan medianya. (sa) Rapimnas ke-5 Partai Golkar juga tak disia-siakan para penjual atribut partai berlambang beringin. Menempati stan di lantai dasar, para penjual ramai berjualan sejak hari pembukaan. Namun, karena peserta Rapimnas ke-5 yang hanya berasal dari 18 DPD I, membuat penjualan menyusut bila dibandingkan dengan Rapimnas ke-4 di Surabaya. “Iya, untuk penjualan pada Rapimnas sekarang ini sepi sekali. Mungkin karena peserta yang hadir hanya dari DPD I, tidak semua yang hadir. Jadi wajar agak sepi,” ujar Iqbal yang membuka stan di lantai dasar. Penjual beragam atribut pakaian yang mengaku selalu mengikuti acara nasional yang diadakan Partai Golkar ini, mengatakan bahwa barang-barang yang laku terjual adalah barang-barang dan atribut baru. “Yang banyak terjual jaket dengan model bisbol dan kemeja polos bermotif bahan-bahan tenun. Kalau atribut lainya seperti topi atau kaos tidak banyak dilirik peserta,” ujarnya. Dia mengatakan bahwa setiap hari stannya didatangi sekitar 40-50 orang. Ada yang belanja, ada juga yang sekadar melihat-lihat. Sementara untuk omset per harinya, meskipun tergolong sepi mencapai Rp. 2 juta. “Kalau sebelumnya bisa lebih. Kondisi ini sepi juga karena banyaknya penjual yang berjualan di arena Rapimnas,” jelas dia. Dia mengatakan bahwa bila orang-orang daerah datang, biasanya dagangannya juga laku banyak. “Kalau yang hadir banyak orang-orang daerah biasanya pada akhir Rapimnas mereka lebih banyak membeli untuk oleh-oleh kader-kader di daerah. Akan tetapi pada Rapimnas kali ini yang hadir hanya elit-elit partai. Rata-rata mereka sudah punya dan memesan sendiri di koperasi,” kata dia. (sa)