MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 8

6
SAJIAN UTAMA
Humas KKP / Joko Siswanto
Pada kesempatan tersebut , Menteri Susi juga mengajak negara-negara anggota PBB lainnya untuk turut serta membuka data VMS mereka guna pemantauan aktivitas Illegal Unreported and Unregulated ( IUU ) Fishing , terutama yang terjadi di laut lepas .
“ Guna memastikan pengelolaan perikanan terutama di laut lepas yang lebih baik , Indonesia telah menerbitkan data VMS secara terbuka melalui GFW . Dengan alat ini , dapat terpantau aktivitas kapal nelayan Indonesia , ke mana kapal pergi dan beroperasi , serta kegiatan transshipment yang dilakukan ,” ungkap Menteri Susi kala itu . “ Ini merupakan salah satu bentuk dukungan Indonesia terhadap pengelolaan kelautan dan perikanan yang transparan . Kami mengajak , negara lainnya juga melakukan hal yang sama .”
GFW merupakan aplikasi online untuk melihat aktivitas perikanan di seluruh dunia yang dibentuk melalui kerja sama antara Google dengan dua organisasi
non-profit , SkyTruth dan Oceana . Melalui GFW , semua orang dengan koneksi internet dapat melihat aktivitas perikanan di seluruh dunia mendekati real-time secara gratis .
KKP bekerja sama dengan GFW akan meluncurkan pemantauan perikanan global atau Google Global Fishing Watch ( GGFW ). Melalui fasilitas itu , siapa pun bisa melakukan pemantauan terhadap aktivitas kapal ikan di perairan Indonesia . Bahkan , Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang membuka data perikanannya kepada publik global .
GFW mengandalkan pancaran sinyal Automatic Identification System ( AIS ) yang dipasang pada kapal ikan berukuran di atas 100 GT . Uni Eropa dan Norwegia termasuk negara-negara yang telah membuka data AIS kapal perikanannya melalui Global Fishing Watch . Hal ini dilakukan agar kegiatan perikanan lebih transparan dan dapat mewujudkan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan .
MINA BAHARI | Agustus 2017