MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 78

76 TOKOH Bagaimana awal bapak tertarik untuk meneliti alat-alat tersebut? Ada dua hal. Yang pertama adalah on the spot untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di situ. Yang kedua dengan melakukan partner- ship. Kita melakukan kemitraan bersama untuk menyelesaikan masalah itu. Apakah selalu di sektor perikanan yang diteliti, adakah yang diteliti di luar sektor kelautan dan perikanan? Semua di sektor perikanan karena menurut saya sektor ini unik. Di perikanan, pesaingnya masih sedikit, sementara obyeknya masih banyak. Se- lain itu, pemahaman untuk penyelesaian mas- alahnya itu masih sedikit. Jadi saya lebih mudah untuk mematahkan serta menginventarisir apa saja solusi yang bisa menyelesaikan masalah di lapangan. Di luar sektor perikanan, belum ada hasil penelitian dengan hak paten yang saya buat. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk meneliti untuk satu alat? Mulai dari dua hari hingga dua tahun. Inova- si dengan kantong rumput laut saya ciptakan hanya dua hari saja. Pertama kali saya ciptakan dengan bahan bambu dan styrofoam. Modal yang saya gunakan saat itu adalah Rp 1 juta untuk 100 unit. Hasilnya saya pinjamkan ke nelayan. Menurut saya, peneliti atau inovator yang paling cerdas adalah yang bisa memanfaatkan anggaran sekecil-kecilnya untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang maksimal. Jadi buat saya anggaran bukanlah masalah. Buktin- ya, hanya dengan modal Rp 1 juta saya sudah berhasil menciptakan produk dengan hak paten. Yang sulit justru menemukan ide. Sementara, untuk produk Tuna Pakan Mandiri saya membutuhkan waktu hingga dua tahun karena membutuhkan infrastruktur yang besar. Produk lainnya yang juga membutuhkan infrastruktur besar adalah Sarlan (Sarana Rum- put Laut Lepas Pantai). Proses menciptakan produk ini seperti merangkai puzzle. Tidak bisa berdiri sendiri karena harus ada peran industri juga agar bisa berjalan. Sarlan ini mengha- biskan dana sekitar Rp 250 juta dan sekarang Sarlan sudah digunakan di Wakatobi. Dalam menciptakan produk juga harus dilihat segmentasinya. Ada yang bisa diserap pemer- intah, untuk masyarakat, atau industri. Kalau misalkan ada yang mengeluh, saya pertimbang- kan untuk melihat dulu segmennya. Segmen untuk masyarakat tentu saja tak cocok jika harus diberikan pada industri. Dok. Pribadi MINA BAHARI | Agustus 2017 Bagaimana ketika bapak menemui kega- galan? Baik dalam hal penelitian maupun