76
TOKOH
Bagaimana awal bapak tertarik untuk
meneliti alat-alat tersebut?
Ada dua hal. Yang pertama adalah on the spot
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi
di situ. Yang kedua dengan melakukan partner-
ship. Kita melakukan kemitraan bersama untuk
menyelesaikan masalah itu.
Apakah selalu di sektor perikanan yang
diteliti, adakah yang diteliti di luar sektor
kelautan dan perikanan?
Semua di sektor perikanan karena menurut saya
sektor ini unik. Di perikanan, pesaingnya masih
sedikit, sementara obyeknya masih banyak. Se-
lain itu, pemahaman untuk penyelesaian mas-
alahnya itu masih sedikit. Jadi saya lebih mudah
untuk mematahkan serta menginventarisir apa
saja solusi yang bisa menyelesaikan masalah di
lapangan. Di luar sektor perikanan, belum ada
hasil penelitian dengan hak paten yang saya
buat.
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk
meneliti untuk satu alat?
Mulai dari dua hari hingga dua tahun. Inova-
si dengan kantong rumput laut saya ciptakan
hanya dua hari saja. Pertama kali saya ciptakan
dengan bahan bambu dan styrofoam. Modal
yang saya gunakan saat itu adalah Rp 1 juta
untuk 100 unit. Hasilnya saya pinjamkan ke
nelayan.
Menurut saya, peneliti atau inovator yang
paling cerdas adalah yang bisa memanfaatkan
anggaran sekecil-kecilnya untuk menghasilkan
produk dengan kualitas yang maksimal. Jadi
buat saya anggaran bukanlah masalah. Buktin-
ya, hanya dengan modal Rp 1 juta saya sudah
berhasil menciptakan produk dengan hak paten.
Yang sulit justru menemukan ide.
Sementara, untuk produk Tuna Pakan
Mandiri saya membutuhkan waktu hingga dua
tahun karena membutuhkan infrastruktur yang
besar. Produk lainnya yang juga membutuhkan
infrastruktur besar adalah Sarlan (Sarana Rum-
put Laut Lepas Pantai). Proses menciptakan
produk ini seperti merangkai puzzle. Tidak bisa
berdiri sendiri karena harus ada peran industri
juga agar bisa berjalan. Sarlan ini mengha-
biskan dana sekitar Rp 250 juta dan sekarang
Sarlan sudah digunakan di Wakatobi.
Dalam menciptakan produk juga harus dilihat
segmentasinya. Ada yang bisa diserap pemer-
intah, untuk masyarakat, atau industri. Kalau
misalkan ada yang mengeluh, saya pertimbang-
kan untuk melihat dulu segmennya. Segmen
untuk masyarakat tentu saja tak cocok jika harus
diberikan pada industri.
Dok. Pribadi
MINA BAHARI | Agustus 2017
Bagaimana ketika bapak menemui kega-
galan? Baik dalam hal penelitian maupun