MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 60

58 PRIORITAS Penyebab permasalahan gizi nasional ini pada kenyata- annya saling berkaitan antara satu dan lainnya. Pertama, rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kandungan gizi. Kedua, pola asuh terhadap anak, khusus- nya yang berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan pada bayi dan anak. Terakhir, rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk sanitasi dan air bersih. Dari ketiga permasalahan tersebut dapat ditarik akar permasalahan, yaitu pada aspek politik, sosial dan budaya; kemiskinan; kurangnya pemberdayaan perempuan; serta degradasi lingkungan. Untuk memperbaiki status gizi penduduk Indonesia, salah satu upaya yang paling cerdas dalam mengalo- kasikan anggaran untuk menghadapi 10 (sepuluh) tantan- gan utama dunia adalah investasi untuk perbaikan status gizi penduduk. Sebab ikan sebagai sumber protein berperan penting dalam Gerakan Peningkatan Gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1.000 HPK) dan perkemban- gan otak anak-anak di Bawah Dua Tahun (Baduta). Ikan sebagai sumber bahan pangan sehat mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dihara- pkan berperan dalam mengurangi beban penyakit sehing- ga dapat mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik dan meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini, Pemer- intah telah mengatur langkah sinergis yang dapat dilakukan untuk investasi gizi melalui Peraturan Presiden No. 42/2013 tentang Percepatan Perbaikan Gizi. Memutus Lingkaran Kemiskinan Investasi pada gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan dan meningkatkan PDB negara 2% hingga 3% per tahun. Di samping itu, investasi sebesar $1 pada gizi dapat menghasilkan kembalinya $30 dalam upaya pening- katan kesehatan, pendidikan dan produktivitas ekonomi (The Copenhagen Consensus, 2012). Sebagai komoditas dan sumber protein ikan juga sangat relevan untuk mendukung visi “Laut sebagai Masa Depan Bangsa”. Dengan mengelola potensi sumber daya ikan se- besar 9,9 juta ton dan potensi luas lahan budidaya 83,6 juta Ha diharapkan mampu mendorong perluasan dan kesem- patan kerja, serta meningkatkan ketersediaan dan konsum- si sumber protein ikan bagi masyarakat. Ini sejalan dengan pendapat DR. Viktor PH Nikijuluw, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) bahwa terdapat dua alasan penting peningkatan konsumsi ikan masyarakat, yaitu mampu mendorong berkembangnya pasar dalam negeri untuk hasil perikanan yang diharapkan dapat berimbas pada peningkatan kesejahteraan dan ke- mandirian masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan. Selain itu pula, di- harapkan sumber daya manusia Indonesia akan mening- kat kualitasnya seiring dengan meningkatnya asupan mas- yarakat akan protein dan gizi asal ikan. Sejalan dengan upaya tersebut, potensi ikan dapat MINA BAHARI | Agustus 2017 “ Saya ingin mengim- bau dan meng-encour- age semua ibu-ibu rumah tangga, perkantoran, kan- tin-kantin, untuk lebih memasarkan, mengada- kan menu-menu dari ikan, karena ikan sangat sehat, ”