MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 55

PRIORITAS 53 Seluruh materi yang digunakan se- bagai sarana ekowisata terdiri dari hasil bumi. Mulai dari jalan, jem- batan, hingga pondok-pondok yang terbuat dari pohon Woka tampil dengan natural. Dikatakan bahwa pengunjung diajak untuk mera- sakan sensasi petualang ketika menyusuri rerimbunan mangrove. Ekowisata mangrove ini me- mang mulai terkenal bahkan se- belum di buka untuk umum secara resmi tanggal 11 November 2015, pengunjung mulai berdatangan ter- lebih di akhir pekan. Fasilitas yang dilengkapi CCDP IFAD kota Bitung adalah menara pengawas, tiga ga- zebo, satu pondok wisata, tempat sampah, toilet mini, dan track man- grove sepanjang 250 meter. Tahun 2016 ada penambahan track Man- grove dan Pondok Wisata serta toilet permanen, sarana air bersih, dan gudang serta Pondok Jualan. KPSDP menyarankan kepada pen- gunjung untuk memberikan donasi sebesar Rp.2.500,- kepada setiap pengunjung sebagai biaya untuk perawatan dan pengembangan ekowisata mangrove. KPSDP sela- ma satu tahun beroperasi berhasil memiliki tabungan hampir 20 juta rupiah. Masyarakat khususnya KPSDP kelurahan Pintu Kota tidak pernah menyangka bahwa lokasi man- grove ini akan menjadi terkenal seperti sekarang. Sehingga perbe- daan yang nyata mereka rasakan bahwa selayaknya lingkungan harus dijaga dan dikelola dengan baik agar manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada penduduk setempat dapat mereka rasakan. Tentunya keberhasilan ini menjadi suatu tantangan yang be- sar bagaimana untuk terus menja- ga dan mengembangkan ekowisa- ta mangrove ini agar apabila CCDP IFAD selesai KPSDP dan VWG bersama-sama masyarakat mam- pu menjaga sustainability ekowisa- ta ini. Humas DJPRL KKP MINA BAHARI | Agustus 2017