PRIORITAS
53
Seluruh materi yang digunakan se-
bagai sarana ekowisata terdiri dari
hasil bumi. Mulai dari jalan, jem-
batan, hingga pondok-pondok yang
terbuat dari pohon Woka tampil
dengan natural. Dikatakan bahwa
pengunjung diajak untuk mera-
sakan sensasi petualang ketika
menyusuri rerimbunan mangrove.
Ekowisata mangrove ini me-
mang mulai terkenal bahkan se-
belum di buka untuk umum secara
resmi tanggal 11 November 2015,
pengunjung mulai berdatangan ter-
lebih di akhir pekan. Fasilitas yang
dilengkapi CCDP IFAD kota Bitung
adalah menara pengawas, tiga ga-
zebo, satu pondok wisata, tempat
sampah, toilet mini, dan track man-
grove sepanjang 250 meter. Tahun
2016 ada penambahan track Man-
grove dan Pondok Wisata serta
toilet permanen, sarana air bersih,
dan gudang serta Pondok Jualan.
KPSDP menyarankan kepada pen-
gunjung untuk memberikan donasi
sebesar Rp.2.500,- kepada setiap
pengunjung sebagai biaya untuk
perawatan dan pengembangan
ekowisata mangrove. KPSDP sela-
ma satu tahun beroperasi berhasil
memiliki tabungan hampir 20 juta
rupiah.
Masyarakat khususnya KPSDP
kelurahan Pintu Kota tidak pernah
menyangka bahwa lokasi man-
grove ini akan menjadi terkenal
seperti sekarang. Sehingga perbe-
daan yang nyata mereka rasakan
bahwa selayaknya lingkungan
harus dijaga dan dikelola dengan
baik agar manfaat secara langsung
maupun tidak langsung kepada
penduduk setempat dapat mereka
rasakan. Tentunya keberhasilan ini
menjadi suatu tantangan yang be-
sar bagaimana untuk terus menja-
ga dan mengembangkan ekowisa-
ta mangrove ini agar apabila CCDP
IFAD selesai KPSDP dan VWG
bersama-sama masyarakat mam-
pu menjaga sustainability ekowisa-
ta ini.
Humas DJPRL KKP
MINA BAHARI | Agustus 2017