MINA BAHARI Edisi II - 2017 | Page 36

34 PRIORITAS Dari jumlah tersebut, akan diba- ngun kapal berukuran di bawah 5 GT sebanyak 449 unit, kapal 5 GT 384 unit, kapal 10 GT sebanyak 134 unit, kapal 20 GT 15 unit, kapal be- rukuran 30 GT sebanyak 6 unit, dan kapal dengan ukuran 120 GT se- banyak 3 unit. Selain itu akan diba- ngun pula 3 kapal angkut dengan freezer berukuran 100 GT. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Sjarief Widjaja saat kon- ferensi pers di Jakarta, Jumat (11/8) mengatakan dari 994 unit tersebut, pengadaan kapal perikanan seban- yak 568 unit kapal dilaksanakan melalui sistem e-katalog dan 426 unit melalui sistem lelang umum. “Sistem e-katalog dipilih dalam pembangunan kapal-kapal kecil dengan melibatkan galangan ke- cil, sedangkan lelang umum untuk pembangunan kapal berukuran se- dang hingga besar,” ujar Sjarief. Sebanyak 426 unit kapal uku- ran <5 GT, 3 unit kapal ukuran 100 GT dan 3 unit kapal ukuran 120 GT saat ini masih dalam proses pada unit layanan pengadaan (ULP). Sementara 26 unit kapal <5 GT, 384 unit kapal 5 GT, 134 unit kapal 10 GT, 15 unit kapal 20 GT dan 6 unit kapal 30 GT telah melakukan kontrak dan telah melaksanakan pekerjaan pembangunan kapal per- ikanan. Rencananya, sebanyak 988 unit kapal di antaranya akan didistri- busikan kepada 265 koperasi yang tersebar di 130 kabupaten/kota dan 29 provinsi. Sjarief mengakui, dalam pen- gadaan kapal tahun ini, KKP ban- yak belajar dari pengadaan kapal bantuan tahun lalu, salah satunya memperbaiki sistem pembayaran dari sistem turnkey (pembayaran saat kapal selesai) ke termin (pem- bayaran berdasarkan kemajuan fisik). Dengan berbagai penyem- purnaan, tak hanya menyelesaikan pembangunan kapal tahun lalu, KKP juga terus menambah dan meningkatkan pengadaan bantuan kapal tahun 2017. Dengan harga dan kualitas yang lebih baik. “Untuk harga, jika Anda perhati- kan, pada pengadaan 20165 untuk MINA BAHARI | Agustus 2017 Humas DJPT KKP kapal ukuran 5 GT memiliki Rp50 juta, sekarang hanya Rp37 juta,” kata Sjarief. “Jadi kita sudah mu- lai melihat sumber material yang lebih baik lebih murah, kualitasnya lebih bagus. Jadi kita bekerja seri- us sungguh-sungguh, untuk meng- hasilkan kapal yang bisa diman- faatkan dan harganya murah dan terjangkau.” Lebih lanjut ia menjelaskan, bantuan kapal perikanan ini dituju- kan untuk nelayan lokal agar dapat memanfaatkan stok sumber daya ikan yang kian melimpah dengan optimal dan berkelanjutan. Selain itu juga untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk per- ikanan sehingga dapat meningkat- kan pendapatan dan kesejahteraan nelayan. “Dengan adanya bantuan ini, saya harapkan volume produksinya bisa meningkat hingga 213.170 ton, nilai produksi mencapai Rp.2,1 trili- un dan kenaikan rata-rata pendapa- tan nelayan Rp1,8 juta per bulan,” ujar Sjarief. Libatkan Partisipasi Nelayan Hal lain yang juga ikut mem- bedakan proses pemberian kapal tahun ini dengan tahun-tahuan sebelumnya adalah keterlibatan nelayan calon penerima bantu- an sejak proses lelang. Sebelum lelang dilaksanakan, nelayan turut serta bersama tim Direktorat Kapal dan Alat Penangkapan Ikan, DJPT melakukan uji coba kapal bantuan dengan beragam ukuran pada bu- lan April dan Mei lalu di beberapa lokasi. Tujuannya agar bantuan kapal sesuai dengan kebutuhan ne- layan. “Kita juga meminta mereka mencoba dulu baru diberi bantuan,” tambah Sjarief.