PRIORITAS
23
Humas KKP /Joko Siswanto
“Negara, masyarakat, dan pasar bisa berperan
dengan baik, maka menurut saya perlu penguatan
pengelolaan kolaboratif baik negara, masyarakat
maupun pasar, tidak bisa sendirian. Saya kira pol-
ri dan angkatan laut akan terbantu dengan adanya
informasi dari nelayan. Nelayan bisa menjadi mitra
strategis untuk aparat, hal ini sangat terbantu kare-
na aparat memiliki keterbatasan, keterbatasan akan
fasilitas, anggaran dan SDM,” tuturnya.
Arif juga menjelaskan instru-
men monitoring konservasi
menjadi penting, karena
diharapkan memiliki
bukti empiris dan
bukti objektif, da-
lam
membukti-
kan peningkatan
kelimpahan sum-
ber daya.Ia juga
menambahkan pada
hukum dibutuhkan in-
strumen baru untuk alat
bukti. Misalnya pada ikan yang
di tangkap dengan pengeboman sudah
bisa diidentifikasi, namun untuk ikan hasil pembiu-
san masih sulit dibuktikan apakah ikan tersebut dib-
ius atau tidak khususnya pada ikan hias yang kerap
sekali diperdagangkan.
Arif mengungkapkan bahwa perlu dipikirkan mata
pencaharian alternatif untuk pelaku DF. “Karena
pelaku bom itu ada dua kelas, pertama ada kelas
middle-nya yang memang dia penampung dan ada
kelas bawahnya yang dia melakukan itu karena bu-
tuh makan, dan kelas yang butuh makan ini perlu
kita selamatkan dengan mata pencaharian alter-
natif entah itu rumput laut maupun alat penangkap
lain yang ramah lingkungan.”Jelasnya. Ia juga me-
nekankan pada etika, bahwa kita harus berpikir un-
tuk etika biosentrisme dan ekosentrisme.
“Etika-etika
itulah
yang bisa mem-
bangun
spirit
kita mencintai
lingkungan,
keseimban-
gan alam se-
hingga pada
akhirnya kita
bisa cinta pada
lingkungan
dan
alam termasuk cinta
laut ini, kalau kita sudah cin-
ta laut maka itu yang akan membuat
keberlanjutan pada sumber daya. Itulah sebuah
langkah yang perlu kita lakukan dalam rangka mem-
bangun budaya bahari, tidak hanya sekedar mem-
bangun dalam bidang ekonomi, tetapi juga memba-
ngun keberlanjutan sebuah keniscayaan,” tutupnya.
Karena penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan bom seberat
250 gram akan menyebabkan luasan terumbu karang
yang hancur mencapai 5,30 m2. Bagaimana kalau
beratnya 2 kg, atau 2.000 gram, bayangkan betapa
besar kerusakannya
MINA BAHARI | Agustus 2017