MINA BAHARI Edisi I - 2017 | Page 48

46 TOKOH dan bersama Kabareskrim Pak Suhadi Alieus yang memang teman saya sejak kami sebelum di UKP4, untuk melihat kapal-kapal yang ditangkap dan untuk mendengarkan dari Jaksa maupun penyidik tentang proses hukum dari kapal-kapal yang ditangkap. Jadi saya tidak menyadari waktu itu apa mungkin saya diajak saja oleh Ibu sambil mengobrol-ngobrol karena saya orang hukum yang telah lama bergerak di sektor pembenahan hukum peradilan. Kemudian waktu itu saya liburan bulan Desember, Januari ma- suk lagi lalu Ibu memanggil saya, pada hari itu juga yang saya kaget sudah ada wartawan-wartawan kemudian saya diperkenalkan sebagai Ketua Satgas IUU Fishing waktu itu. Tidak siap sebetulnya karena ini sebetulnya bidang baru buat saya. Tapi ya saya harus tetap belajar lagi. Bagaimana Bapak membagi waktu antara peker- jaan, keluarga dan hobi? Dari pihak keluarga Bapak bagaimana menilai pekerjaan sekarang dibandingkan sebelumnya di UKP4? Jadi membagi waktunya adalah kadang-kadang saya sampai malam hari disini karena ini tuntutan pekerjaan. Dengan ritme kerja Ibu Menteri, beliau itu kan eisien, efektif kemudian deliverable nya harus konkret. Lalu harus berdampak pada perbaikan. Ha- rus kelihatan hasilnya. Saya juga dosen FH UI tapi dengan kerja disini saya menjadi sangat sedikit me- mang waktunya untuk mengajar tapi saya curi-curi waktu ya apalagi kalau Bu Susi sedang dinas ke luar negeri jadi saya bisa ngajar lebih gitu tapi kalau Ibu ada kayaknya agak sulit saya. Saya juga merekrut mahasiswa yang berprestasi di kampus. Selama hidup, saya itu tidak pernah bekerja di proit oriented company. Dari awal saya kerja di LBH (Lembaga Bantuan Hukum) dengan Bang Buyung Nasution lalu saya membangun 1 lembaga untuk hukum lingkungan, lalu setelah itu saya di kemi- traan, pembaruan tata pemerintahan yang baik yang didirikan oleh Presiden Gus Dur pada saat itu. Kemudian saya lanjut di UNDP 5 tahun itu juga saya kerja untuk pembangunan sistem hukum dan lain sebagainya, Setelah itu saya pernah jadi pimpinan sementara KPK lalu kemudian diminta oleh Pak Kuntoro sebagai Anggota Satgas Pemberantasan Maia Hukum lalu kemudian diminta lagi oleh Pak Kuntoro menjadi Deputi UKP4. Saya merasa sangat terima kasih diberi kesempatan untuk belajar banyak ditempat-tempat itu. Setelah saya di UKP4 kemudian diminta oleh Ibu Menteri. Jadi di umur saya yang tidak lagi mudah ini, saya diberi kesempatan lagi untuk memberikan sesuatu buat... ya boleh dikatakan sesuatu yang baik buat bangsa ini. Tetapi yang harus saya syukuri, di umur yang tidak lagi muda ini saya diberi kesempatan untuk belajar terus – menerus karena belajar itu tidak ada akhirnya. Jadi not to old to learn ya... Jadi sampai umur tua pun kita harus belajar. Saya belajar dengan teman-teman disini yang pakar di bidang perikanan. Ya dari Pak Sekjen lalu ada Pak Zulicar, ada Pak Anda, saya belajar apalagi dengan Ibu ya tentunya saya belajar dari pakar-pakar lainnya disini. Keluarga juga sangat mendukung. Jadi kebetulan saya dan istri saya di LBH dulu kan, dia aktivis juga. Istri saya sekarang bergerak di aktivis anti korupsi, tapi dia juga bermitra dengan tokoh HAM kita Pak Todung Mulya Lubis. Saya kira, ya jalan kami sejalan sih sebetulnya, cuma saya mungkin non proit, ori- entasi non-proit , istri saya mungkin half-half ya, dia proit juga tapi dia berjuang juga untuk negara. MINA BAHARI | April 2017 Saya kira ini adalah Satuan Tugas (Satgas) yang boleh dikatakan ada Pak Yunus Husein, pakar pen- cucian uang dan ahli hukum perbankan yang saya kira top list lah di Indonesia. Beruntung saya bisa bermitra dengan beliau. Lalu ada Pak Ma’aruf Syam- sudin, kemudian ada Pak Suhardi Alius. Mereka, walaupun mungkin tidak bisa sebagai full time disini tapi memberikan advice kepada Ibu Menteri. Saya juga dibantu oleh sekitar 15 staf-staf muda dan semuanya kita saring yang terbaik dari lulusan, banyak lulusan Fakultas Hukum. Ya kami ingin sih untuk merekrut diluar Fakultas Hukum tetapi belum dapat saja.