46
TOKOH
dan bersama Kabareskrim Pak Suhadi Alieus yang
memang teman saya sejak kami sebelum di UKP4,
untuk melihat kapal-kapal yang ditangkap dan untuk
mendengarkan dari Jaksa maupun penyidik tentang
proses hukum dari kapal-kapal yang ditangkap.
Jadi saya tidak menyadari waktu itu apa mungkin
saya diajak saja oleh Ibu sambil mengobrol-ngobrol
karena saya orang hukum yang telah lama bergerak
di sektor pembenahan hukum peradilan. Kemudian
waktu itu saya liburan bulan Desember, Januari ma-
suk lagi lalu Ibu memanggil saya, pada hari itu juga
yang saya kaget sudah ada wartawan-wartawan
kemudian saya diperkenalkan sebagai Ketua Satgas
IUU Fishing waktu itu. Tidak siap sebetulnya karena
ini sebetulnya bidang baru buat saya. Tapi ya saya
harus tetap belajar lagi. Bagaimana Bapak membagi waktu antara peker-
jaan, keluarga dan hobi?
Dari pihak keluarga Bapak bagaimana menilai
pekerjaan sekarang dibandingkan sebelumnya di
UKP4? Jadi membagi waktunya adalah kadang-kadang
saya sampai malam hari disini karena ini tuntutan
pekerjaan. Dengan ritme kerja Ibu Menteri, beliau itu
kan eisien, efektif kemudian deliverable nya harus
konkret. Lalu harus berdampak pada perbaikan. Ha-
rus kelihatan hasilnya. Saya juga dosen FH UI tapi
dengan kerja disini saya menjadi sangat sedikit me-
mang waktunya untuk mengajar tapi saya curi-curi
waktu ya apalagi kalau Bu Susi sedang dinas ke luar
negeri jadi saya bisa ngajar lebih gitu tapi kalau Ibu
ada kayaknya agak sulit saya. Saya juga merekrut
mahasiswa yang berprestasi di kampus.
Selama hidup, saya itu tidak pernah bekerja di proit
oriented company. Dari awal saya kerja di LBH
(Lembaga Bantuan Hukum) dengan Bang Buyung
Nasution lalu saya membangun 1 lembaga untuk
hukum lingkungan, lalu setelah itu saya di kemi-
traan, pembaruan tata pemerintahan yang baik
yang didirikan oleh Presiden Gus Dur pada saat itu.
Kemudian saya lanjut di UNDP 5 tahun itu juga saya
kerja untuk pembangunan sistem hukum dan lain
sebagainya, Setelah itu saya pernah jadi pimpinan
sementara KPK lalu kemudian diminta oleh Pak
Kuntoro sebagai Anggota Satgas Pemberantasan
Maia Hukum lalu kemudian diminta lagi oleh Pak
Kuntoro menjadi Deputi UKP4. Saya merasa sangat
terima kasih diberi kesempatan untuk belajar banyak
ditempat-tempat itu. Setelah saya di UKP4 kemudian
diminta oleh Ibu Menteri.
Jadi di umur saya yang tidak lagi mudah ini, saya
diberi kesempatan lagi untuk memberikan sesuatu
buat... ya boleh dikatakan sesuatu yang baik buat
bangsa ini. Tetapi yang harus saya syukuri, di umur
yang tidak lagi muda ini saya diberi kesempatan
untuk belajar terus – menerus karena belajar itu
tidak ada akhirnya. Jadi not to old to learn ya... Jadi
sampai umur tua pun kita harus belajar. Saya belajar
dengan teman-teman disini yang pakar di bidang
perikanan. Ya dari Pak Sekjen lalu ada Pak Zulicar,
ada Pak Anda, saya belajar apalagi dengan Ibu ya
tentunya saya belajar dari pakar-pakar lainnya disini.
Keluarga juga sangat mendukung. Jadi kebetulan
saya dan istri saya di LBH dulu kan, dia aktivis juga.
Istri saya sekarang bergerak di aktivis anti korupsi,
tapi dia juga bermitra dengan tokoh HAM kita Pak
Todung Mulya Lubis. Saya kira, ya jalan kami sejalan
sih sebetulnya, cuma saya mungkin non proit, ori-
entasi non-proit , istri saya mungkin half-half ya, dia
proit juga tapi dia berjuang juga untuk negara.
MINA BAHARI | April 2017
Saya kira ini adalah Satuan Tugas (Satgas) yang
boleh dikatakan ada Pak Yunus Husein, pakar pen-
cucian uang dan ahli hukum perbankan yang saya
kira top list lah di Indonesia. Beruntung saya bisa
bermitra dengan beliau. Lalu ada Pak Ma’aruf Syam-
sudin, kemudian ada Pak Suhardi Alius. Mereka,
walaupun mungkin tidak bisa sebagai full time disini
tapi memberikan advice kepada Ibu Menteri.
Saya juga dibantu oleh sekitar 15 staf-staf muda
dan semuanya kita saring yang terbaik dari lulusan,
banyak lulusan Fakultas Hukum. Ya kami ingin sih
untuk merekrut diluar Fakultas Hukum tetapi belum
dapat saja.