MINA BAHARI Edisi I - 2017 | Page 39

PRIORITAS 37 Sementara itu, untuk memberdayakan nelayan kecil, KKP akan memberikan stimulus dalam bentuk bantuan alat tangkap ikan, perahu, dan sebagainya. Tak hanya kepada nelayan kecil, bantuan juga akan diberikan kepada para lulusan instansi pendidikan KKP yang ingin menjadi nelayan. Beri Pelatihan Nelayan dengan Konsep TOT KKP memberikan pelatihan berbasis training of train- ers (ToT) bagi para pelaku kelautan dan perikanan, konsep ini digunakan untuk mengoptimalkan angga- ran yang terbatas demi membangun insan perikanan yang terdidik dan terlatih. “Kita melaksanakan training of trainers ini, karena permintaan terhadap nelayan yang terdidik dan terlatih sekitar sekian ratus ribu orang setiap tahun- nya. APBN kita tidak mungkin bisa memenuhi itu, makanya maka kita bikin t raining of trainers untuk 6.000 orang. Kita harapkan, 6.000 trainers yang kita lahirkan ini bisa melakukan kegiatan pelatihan lagi kepada nelayan lainnya,” jelas Rifky. KKP juga telah menyiapkan enam balai diklat dan pelatihan, lima diperuntukkan bagi masyarakat, dan satu bagi aparatur. Untuk pelatihan masyarakat, KKP membangun Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) di Medan, Tegal, Banyuwangi, Bitung, dan Ambon. Sementara itu, bagi aparatur KKP membangun satu Balai Diklat Aparatur (BDA) di Sukamandi, Subang. Presiden Pantau Langsung Pendidikan Kelautan dan Perikanan ke SUPM Waiheru Presiden Joko Widodo mengunjungi Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waiheru, Ambon, Maluku, pada Kamis (9/2). Sekolah tersebut merupakan salah satu satuan pendidikan menen- gah KKP. Kunjungan tersebut adalah salah satu rangkaian kunjungan kerja Presiden di Ambon untuk penebaran benih ikan di keramba jaring apung. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi yang did- ampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta se- jumlah Menteri dan pejabat negara lainnya berdialog dengan para siswa dan pengelola SUPM. SUPM menyelenggarakan pendidikan vokasi dengan porsi praktik 70% dan teori 30%. SUPM juga meng- gunakan pendekatan teaching factory untuk meng- hasilkan wirausaha muda di sektor kelautan dan perikanan. Sebanyak 46% peserta didik merupakan anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam) yang tidak mampu. (*Dianaddin/ AFN) Rifky mengatakan, pelatihan yang diberikan akan dilakukan secara lebih mendalam daripada yang su- dah-sudah. KKP tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga melanjutkannya dengan program serti- ikasi bagi para peserta, sehingga mereka memiliki kompetensi dan kapasitas sebagai pelatih. “Kalau yang dilatih 6.000 orang ini bisa memberikan pelatihan kepada 30 orang lain misalnya, artinya dalam tempo satu tahun kita menghasiklan 6.000 x 30 yaitu 180.000 orang tenaga yang terlatih. Tahun depannya, yang terlatih ini akan menghasilkan tena- ga terlatih lagi. Jadi akan ada pertumbuhan tenaga terlatih ini terus menerus,” papar Rifky. Diakui Rifky, pelatihan yang dilakukan juga bertujuan untuk mendukung kegiatan di lingkup Eselon I KKP. Misalnya dalam sosialisasi peralihan alat tangkap ikan cantrang ke alat tangkap yang ramah lingkun- gan, KKP memberikan pelatihan kepada 390 ne- layan di 12 Kabupaten/Kota di sembilan provinsi. Istimewa April 2017 | MINA BAHARI