PRIORITAS
Potensi Kakap Putih
Kakap putih atau Barramundi atau Asian Sea-
bass merupakan salah satu komoditas ikan
yang berpotensi untuk dikembangkan melalui
budidaya laut. Komoditas ini cukup dikenal
baik di dalam maupun di luar negeri. Kakap
putih banyak dibudidayakan di Indonesia
karena memiliki nilai ekonomis tinggi, yaitu
sekitar Rp60 ribu – Rp70 ribu per kilogram,
memiliki kisaran toleransi salinitas yang cukup
luas (euryhaline), memilik fekunditas tinggi,
mudah dibenihkan, serta mampu tumbuh
cukup cepat.
Di Indonesia, budidaya kakap putih biasanya
dilakukan di Keramba Jaring Apung (KJA)
Laut meskipun mampu di budidayakan di tam-
bak atau bahkan air tawar. Ada lima provinsi
di Indonesia yang terkenal sebagai produsen
jenis ikan ini. Antara lain, Kalimantan Timur,
Kepulauan Riau, Jawa Timur, Bali, dan Su-
matera Utara. Produksi kakap putih nasional
dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2011
– 2015) berkisar antara 5 ribu ton sampai 6,70
ribu ton.
Komoditas kakap putih selama ini di pasarkan
dalam bentuk segar dan olahan. Dalam kondi-
si segar, dijual dengan ukuran 500 – 900 gr
per kilogram. Sedangkan bentuk olahan dijual
berupa “Plate Size” dan “Fillet Product”. Negara
tujuan ekspor kakap putih merata ke beberapa
benua, mulai dari Australia, Timur Tengah, Ero-
pa, dan Amerika Serikat (AS).
Mengembangkan KJA Offshore
KJA offshore merupakan salah satu cara bu-
didaya ikan di laut menggunakan KJA dengan
lokasi berada di lepas pantai (offshore) atau di
atas 4 mil dari garis pantai. Keunggulan teknik
ini adalah perairan yang bersih serta jauh dari
limbah atau cemaran dari buangan penduduk
atau limbah industri sekitar pantai.
Pembangunan KJA offshore di Indonesia
merupakan upaya untuk diseminasi teknolo-
gi modern budidaya laut. Diharapkan dengan
adanya percontohan KJA offshore dapat me-
nimbulkan efek domino bagi pem-
budidaya.
Beberapa efek positif dari pemban-
gunan KJA offshore ini adalah per-
tama, peluang usaha pendederan
atau pentokolan kakap putih dari
ukuran 10 gr sampai dengan 60 gr.
Kedua, usaha pendederan dilaku-
kan di tambak, sehingga membuka
peluang pemanfaatan tambak idle.
Kebutuhan tambak untuk usaha
pendederan dalam memenuhi ke-
butuhan 1,2 juta ekor benih ukuran
60 gram adalah seluas 295 ha.
Sementara itu produksi ka-
kap putih dunia pada periode
yang sama berkisar antara
66,69 ribu ton sampai 77,14
ribu ton. Negara dengan
produksi terbesar adalah
Australia, Malaysia, Indo-
nesia, Brunei Darussalam,
Thailand, Taiwan, Saudi
Arabia, dan Polynesia.
April 2017 | MINA BAHARI
23