18
PRIORITAS
Humas KKP/ Elvis Sendouw
Kita dapat alokasi baru yaitu di Laut Arafu-
ra. Sekali menebar jala, rata-rata ikan yang
dihasilkan sebanyak 40 ton,” jelasnya.
Hadi saat ini mengelola 8 kapal dengan
kepemilikan bersama. Ketika tangkapan
sudah mencapai 150 ton, ikan-ikan ini akan
diangkut menggunakan kapal pengangkut port
to port dari pelabuhan Makassar ke pelabuhan
yang dipilih, seperti Pati, Purbalingga atau Ja-
karta. Sementara kapal utama masih bertahan
di Laut Arafuru. Kapal tersebut akan kembali
setelah kotak penyimpanan mereka penuh
terisi ikan untuk yang kedua kalinya.
Pendapatan yang didapatkan dalam satu trip
mencapai Rp3-4 miliar dengan biaya perbeka-
lan yang dikeluarkan berkisar Rp400-600 juta.
Sedangkan biaya angkut ikan variatif, dari
Makassar Rp2.000-2.500 per kg, sedangkan
dari Laut Arafuru bisa mencapai Rp4.500 per
kg.
MINA BAHARI | April 2017
Hadi mengatakan, aktivitas pelelangan ikan
di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bajomulyo,
Juwana, Pati hingga kini tidak pernah sepi.
Sejak awal mula cantrang dilarang dan ne-
layan bergejolak pun, aktivitas jual beli ikan di
TPI Bajomulyo dapat tetap berjalan.
“Tidak pernah sepi. Meski cantrang dilarang
pun, di sini tetap ramai karena memang sudah
banyak yang tidak pakai cantrang. Bahkan
Ikan-ikan kecil hasil tangkapan menggunakan
cantrang justru kurang menguntungkan ne-
layan karena dijual murah. Sementara dengan
alat tangkap yang lebih selektif, ikan yang
didapat besar-besar dan harga jualnya pun
lebih tinggi,” tandasnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, nelayan akan
mampu mengganti alat tangkap jika modal
tersedia. Penggantian alat penangkapan ikan
juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar