PRIORITAS
>> PILAR KEBERLANJUTAN
TANPA CANTRANG
TANGKAPAN MELIMPAH
Semakin banyak nelayan yang meninggalkan cantrang dan
beralih ke alat tangkap yang lebih ramah lingkungan.
Akses nelayan semakin dipermudah.
Menurut Koordinator Forum Masyarakat
Peduli Nelayan Kabupaten Pati Hadi Sutrisno,
kini alat penangkapan ikan cantrang pelan-pe-
lan mulai ditinggalkan oleh nelayan. Selain
karena dilarang, menangkap ikan dengan alat
penangkapan ikan jenis lain yang lebih ramah
lingkungan pun juga dapat membuat hasil
tangkapan ikan melimpah.
Humas KKP/ Elvis Sendouw
“Memang belum semua nelayan Pantura,
terutama di Pati beralih alat tangkap," kata
Hadi kepada tim Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP). "Masih ada sekitar 20% dari
sekitar 1000 nelayan disini. Ya 150 sampai
200 orang.”
Seperti diketahui, sekitar 95 persen warga di
kampung nelayan Bendar berprofesi sebagai
nelayan. Sebagian besar nelayan kini telah
meraih kesuksesan. Padahal, mereka awal-
nya merupakan nelayan kecil dan anak buah
kapal yang bekerja pada kapal pengusaha.
Namun, kata Hadi, mereka kemudian mengi-
kuti oknum nelayan lain yang memodiikasi
alat tangkap, termasuk dirinya.
“Oknum nelayan ini memperbesar jaring,
mengecilkan mata jaringnya sampai melaku-
kan markdown kapal," ujar Hadi. "Namun,
seiring dengan reformasi birokrasi di KKP dan
Kemenhub sekarang sudah tidak ada lagi
markdown ukuran kapal, petugas juga sudah
tidak ada yang berani nakal-nakal.”
Menurutnya, nelayan yang sampai saat ini
masih menggunakan cantrang lebih karena
kebutuhan mendesak. “Tidak disuruh beralih
pun pada akhirnya dia akan beralih," imbuhn-
ya. para nelayan ini, kata Hadi, rata-rata cuma
menggunakan cantrang sampai 3 tahun atau
setelah mereka balik modal.
“Nelayan di sini rata-rata sekarang sudah
memakai gillnet atau purse seine pelagis kecil.
April 2017 | MINA BAHARI
17