Media BPP Agustus 2016 Vol 1 No. 3 | Page 32

LAPORAN UTAMA

ANGGARAN MINIMAL DUNIA

PENELITIAN INDONESIA

Rendahnya dana penelitian dan pengembangan ( litbang ) menjadi penyebab utama tertinggalnya riset Indonesia dibanding negara-negara lain .

Saat ini , rasio belanja litbang nasional hanya 0,09 persen dari PDB . Padahal , rasio anggaran litbang yang memadai menurut United Nations Educational , Scientific , and Cultural Organisation ( UNESCO ), sebesar dua persen dari PDB . Di Indonesia sendiri , untuk mencapai angka 0,09 persen harus didapatkan dengan susah payah . Sebagai perbandingan , Malaysia telah melangkah cukup jauh bahkan sebelum 2015 yang mencapai satu persen dan Singapura 2,1 persen dari PDB . Begitu juga dengan negara-negara anggota BRICS yaitu Brazil , Rusia , India , Tiongkok , dan Afrika Selatan yang sudah melebihi satu persen .

Data tersebut menunjukkan , anggaran riset Indonesia belum membaik dari tahun ke tahun . Bahkan , sepanjang 2016 telah terjadi dua kali efisiensi dengan pemotongan anggaran .
Saat ini , dunia riset Indonesia membutuhkan dukungan pemerintah tidak hanya dari segi pendanaan , tetapi juga dari segi kebijakan . Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI ), Iskandar Zulkarnain mengatakan , dari total 1,182 triliun anggaran LIPI pada 2016 , hanya sekira 30 persen yang digunakan untuk kegiatan penelitian . Padahal , untuk meningkatkan perkembangan dan peningkatan daya saing bangsa , penguasaan Iptek dan inovasi , dukungan anggaran mutlak diperlukan .
“ Riset merupakan pendongkrak ekonomi jangka panjang , walaupun tidak secara langsung dan cepat dapat dirasakan manfaatnya . Proses ini tidak bisa dilakukan secara instan , perlu usaha jangka panjang dan berkelanjutan . Oleh karena itu , riset hingga saat ini masih belum dilihat sebagai investasi ,” ujar Iskandar
Negara-negara dengan sumber daya alam melimpah , kebanyakan tidak
VOLUME 1 NO 3 | AGUSTUS 2016 17