Media BPP Agustus 2016 Vol 1 No. 3 | Page 24

jumlahnya cukup fantastis . Pada 2016 saja mendapat anggaran 1,1 Triliun dari APBN dan PNBP , sementara untuk 2017 mendapat 1,13 triliun , dan setiap tahunnya selalu naik .
Namun , anggaran yang tidak sedikit itu , sebagian besar memang digunakan untuk penelitian yang diprogramkan khusus oleh Kementerian Kesehatan . Dari total anggaran 2017 , kebutuhan untuk gaji para pegawai mendapat porsi 158,7 miliar , PNBP 3,1 miliar , Operasional 74,6 miliar , Manajemen 80,4 miliar , Alat 26,7 miliar , Gedung 74,8 miliar , dan penelitian 716,1 miliar . “ Jadi bisa dibilang 70 persen dana yang kita dapat itu untuk penelitian ,” ungkap Nirmala Ahmad Ma ’ ruf Kabag Perencanaan dan Informasi Balitbang Kementerian Kesehatan .
Tujuh puluh persen anggaran tersebut kemudian dibagi untuk enam penelitian . Yakni Riskesnas ( Riset Kesehatan Nasional ), Riset Prioritas , Riset Tupoksi , Riset Kajian , Riset Kompetitif , dan Riset Kontijensi . “ Yang kami utamakan memang Riskesnas ya , karena sebelum 2014 , program Riskesnas kami hanya satu dalam setahun , sekarang ada tiga penelitian yang kami fokuskan ,” terangnya .
Riskesnas sendiri mendapat porsi sekira 476 miliar atau hampir 58 persen dari kelima riset yang ada . Pada 2017 , program yang diutamakan dalam Riskesnas Kemenkes lainnya berupa survei kesehatan indikator nasional . “ Kita punya tugas untuk mengevaluasi kinerja dari program , dari sisi masyarakat . Misal cakupan imunisasi selama ini laporannya yang kita dengar dari tim fasilitator ( bidan atau posyandu setempat ), sekarang kita coba wawancara masyarakat , benar sudah diimuniasi atau belum . Setelah selesai kita membandingkan data dari masyarakat dan fasilitator . Benar terlaksana tidak . Selain itu kita ada IPKM ( Indikator Prestasi Kesehatan Masyarakat di daerah ), kita bisa ranking mana saja daerah yang sudah maju , mana yang belum ,” katanya .
Dari satu penelitian dalam Riskesnas saja , Ma ’ ruf menjelaskan , dibutuhkan sekira 80-90 miliar yang dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan . “ Bisa dibayangkan betapa kewalahan kami , belum riset permintaan program dan sebagainya ,” tambahnya .
Pada 2016 Balitbangkes mendapat anggaran 1,1 Triliun dari APBN dan PNBP , sementara untuk 2017 mendapat 1,13 triliun , dan setiap tahunnya selalu naik . Struktur anggaran Balitbangkes , 70 persen digunukan untuk penelitian
Sementara , riset yang lain seperti riset prioritas merupakan riset yang berbasis prioritas dari program yang sudah dicanangkan selama setahun . Dan riset tupoksi lebih kepada kebutuhan pusat dan permintaan daerah . Masing-masing riset tersebut mendapat porsi 123 miliar dan 96 miliar . “ Riset prioritas ini juga sebagian juga membantu Riskesnas . Karena ini merupakan hasil pertemuan multilateral meeting antara Kemenkes , Bappenas , dan Kemenkeu ,” imbuhnya
Selanjutnya , Balitbangkes juga memunyai riset kajian yang diberikan di masing-masing pusat . Balitbangkes sendiri memunyai empat pusat dan satu sekretariat , yakni Puslitbang Biomedik dan Teknologi Dasar Kesehatan , Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan , Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat , dan Humaniora dan Manajemen Kesehatan . “ Kajian kita beri masing-masing 500 juta per pusat . Mereka akan melakukan riset dan kajian , dan yang paling baru kita ada riset pembinaan teknologi kedokteran , yakni tugasnya melakukan pembinaan unit-unit lembaga litbang kedokteran . Itu saja menghabiskan dana 200-250 juta / riset ,” jelasnya .
Lalu ada riset kajian kompetitif untuk mendukung semangat para peneliti Balitbangkes yang bersaing dengan hasil-hasil penelitian yang sifatnya untuk kompetitif , Balitbangkes sengaja menganggarkan itu sebesar 14 miliar . Selanjutnya , Balitbangkes menyediakan dana cadangan untuk riset yang pasti akan digunakan setiap tahunnya , dana ini mereka beri nama Riset Kontijensi yang dicadangkan sebesar 1 miliar .
“ Riset ini gunanya jika ada hal yang di luar dugaan , misalnya KLB ( Kejadian Luar Biasa ) atau kebakaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan , itu kan kejadian yang di luar rancangan kita . Kita berikan pada Sekretariat , nanti masing-masing pusat jika berkepentingan denga riset yang sesuai mengajukan anggaran ke Sekretariat , karena kita kan Kementerian Kesehatan ya , harus siap dan siaga jika kemungkinan-kemungkinan itu terjadi . Tapi selama ini setiap tahun selalu ada ,” selorohnya .
Saat ditanya , apakah selama ini dirasa cukup anggaran sebesar itu dengan program yang juga sangat banyak , Ma ’ ruf berkata “ Secara anggaran global , kita meningkat terus tiap tahun . Tapi kalau pelaksanaan , jadinya tidak murni sebesar itu anggarannya karena ada alasan efsiensi pemerintah . Namun sejauh ini , anggaran lebih dari cukup ,” kata Ma ’ ruf sambil tersenyum . ( IFR )
VOLUME 1 NO 3 | AGUSTUS 2016 13