apa yang kami berikan. Kami disana memberikan materi
dengan praktek
Hambatan yang kamu selama mengikuti program
ini apa?
Misi kami disana saat itu adalah menumbuhkan jiwa wirau-
saha masyarakat di desa SumberAgung, saya kira kurangnya
alat dapur dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat
menjadi kendala kami. Karena masyarakat desa mempu-
nyai keterbatasan dalam penyediaan alat dan minimnya
pengetahuan.
Seberapa banyak peserta dari kampus lain dari
regional kota malang saat itu?
Dalam semifinal (monev) saat itu, yang pasti ruang aula
dari Universitas Brawijaya penuh dengan peserta yang lolos
sekitar 500 tim dari 2000 tim peserta dan 90% didominasi
oleh Brawijaya.
Motivasi apa yang membuat kamu terus maju ?
Saat itu kita ingat satu anjuran dari senior yang bilang kita
itu harus terima apapun yang dikatakan oleh dewan juri,
sehingga mereka mungkin akan memberikan sedikit simpati
ke tim kita.
Gimana tuh kesan dari temen-temen dan dosen ?
Setelah monev saat itu, kesan dari temen-temen itu ya
nervous, pucat, canggung dan canggungnya itu karena saat
itu, kita jadi pusat perhatian loo karena memakai alma-
mater dengan warna yang cerah, sedang mahasiswa lain
itu almamaternya warna gelap. Saat itu PK 3 sempat ngasih
motivasi kalau kita memakai almamater dengan warna cerah
itu menunjukkan kita selalu ceria dan selalu bangkit dalam
keadaan apapun dan harus selalu semangat, meski banyak
omongan dimana sih Kampus ASIA itu, tapi disitu kami bisa
membuktikan kalau kami bisa.
Kalau dari STMIK sendiri sih kayaknya sudah banyak
temen-temen mahasiswa yang ikut program-program dari
Dikti, seperti robotik. Tapi kalau dari STIE mungkin ini
pertama kalinya kita ikut program Dikti seperti ini. Selain itu
ada PMB, IBM, MAPRES dan PHBD.
Apa kesan yang bisa diambil dari