Majalah LPM API #1 Majalah API 1 | Page 6

apa yang kami berikan. Kami disana memberikan materi dengan praktek Hambatan yang kamu selama mengikuti program ini apa? Misi kami disana saat itu adalah menumbuhkan jiwa wirau- saha masyarakat di desa SumberAgung, saya kira kurangnya alat dapur dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat menjadi kendala kami. Karena masyarakat desa mempu- nyai keterbatasan dalam penyediaan alat dan minimnya pengetahuan. Seberapa banyak peserta dari kampus lain dari regional kota malang saat itu? Dalam semifinal (monev) saat itu, yang pasti ruang aula dari Universitas Brawijaya penuh dengan peserta yang lolos sekitar 500 tim dari 2000 tim peserta dan 90% didominasi oleh Brawijaya. Motivasi apa yang membuat kamu terus maju ? Saat itu kita ingat satu anjuran dari senior yang bilang kita itu harus terima apapun yang dikatakan oleh dewan juri, sehingga mereka mungkin akan memberikan sedikit simpati ke tim kita. Gimana tuh kesan dari temen-temen dan dosen ? Setelah monev saat itu, kesan dari temen-temen itu ya nervous, pucat, canggung dan canggungnya itu karena saat itu, kita jadi pusat perhatian loo karena memakai alma- mater dengan warna yang cerah, sedang mahasiswa lain itu almamaternya warna gelap. Saat itu PK 3 sempat ngasih motivasi kalau kita memakai almamater dengan warna cerah itu menunjukkan kita selalu ceria dan selalu bangkit dalam keadaan apapun dan harus selalu semangat, meski banyak omongan dimana sih Kampus ASIA itu, tapi disitu kami bisa membuktikan kalau kami bisa. Kalau dari STMIK sendiri sih kayaknya sudah banyak temen-temen mahasiswa yang ikut program-program dari Dikti, seperti robotik. Tapi kalau dari STIE mungkin ini pertama kalinya kita ikut program Dikti seperti ini. Selain itu ada PMB, IBM, MAPRES dan PHBD. Apa kesan yang bisa diambil dari