Majalah IMAN Vol 04 | Page 27

rohani, menyatakan dalam mazmur gubahannya (Mazmur 100:5) : “TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun temurun.” Ia mengalami kebaikan TUHAN dalam hidupnya. Walaupun banyak kesusahan dan penderitaan dialaminya, percayanya tidak berubah, TUHAN itu baik! Dalam Mazmur 23, raja Daud memaparkan pengalaman rohaninya tentang campur tangan TUHAN dalam seluruh hidupnya. Ia menyaksikan tentang pimpinan dan pemeliharaan TUHAN kepadanya, sehingga ia mampu menyelesaikan masalah-masalah hidupnya dan tetap tenang dalam menghadapi ancaman maut sekalipun. Raja Daud mengatakan bahwa kesusahan dan penderitaan adalah bagian dari kehidupan. Sebab dalam kehidupan, setiap orang akan menghadapi masalah-masalah hidup, bukan? Masalah sandang, pangan dan papan; masalah politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan agama; masalah kesehatan, lingkungan hidup, komunikasi, seksualitas, dan seterusnya; bisa membuat orang menderita. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah menyebabkan kesusahan dan penderitaan. Tetapi TUHAN akan bertindak sebagai guru yang baik, sehingga tiap orang mampu menyelesaikan masalah hidupnya. Sebagai guru yang baik, Ia akan memfasilitasi murid-muridnya agar mampu menjawab masalah dengan benar. Jadi, TUHAN tidak berbuat semena-mena/sesuka hati. Penderitaan tidak berasal dari TUHAN. Penderitaan adalah akibat dari ketidak-mampuan orang menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan benar. TUHAN ikut menderita jika umat manusia menderita. Agar manusia hidup berbahagia, TUHAN menunjukkan solidaritas-Nya dengan mengosongkan diri menjadi manusia, mati karena dosa manusia, bangkit untuk memberi pengharapan kepada manusia, dan naik ke sorga untuk memberi kepastian hidup serta kebahagiaan kekal. UCAPLAH SYUKUR SENANTIASA Dalam Perjanjian Lama, kita mengenal “Hari Raya Pondok Daun”. Pada hari ke lima belas bulan tujuh (Tishrei) umat Yahudi merayakan “hari raya SUKKAH (Pondok Daun)”. Hari raya ini dikaitkan dengan Tahun Baru (Rosh Hasanah) dan Hari Penyucian/Pertobatan (Yom Kippur). Pada hari itu umat membawa persembahan hasil panen, tentulah hasil yang terbaik. Selama tujuh hari umat Yahudi tinggal dalam pondok-pondok. Mereka berdoa, membaca Torah, makan bersama, dan mengucap syukur setelah makan. Pada masa kini pondok-pondok terbuat dari material yang lebih baik ketimbang pada waktu mereka berada di padang belantara dalam perjalanan ke tanah perjanjian. Sukkah dihias dengan hiasan-hiasan yang indah, mencerminkan suasana sukacita dan syukur. Sukkah didirikan di sekitar sinagoge, sebab ritual ucapan syukur dan persembahan dilakukan dalam ibadah di sinagoge. Ketika Bait Allah masih ada, umat membangun Sukkah di sekitar-nya. Pada setiap Kamis ke-4 bulan November setiap tahun, rakyat Amerika merayakan Thanksgiving. Perayaan ini serupa dengan perayaan pondok daun di kalangan umat Yahudi. Perayaan ini dikaitkan juga dengan Natal dan Tahun Baru. Perayaan mengusung tema yang sama, yaitu ucapan syukur tahunan kepada TUHAN untuk berkat dan pemeliharaan- Nya selama setahun. Mengapa hanya setahun sekali? Bukankah berkat dan pemeliharaan TUHAN berlangsung setiap saat? Seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam surat Efesus pasal 5 ayat 20 : “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah Bapa kita!” Jawaban untuk pertanyaan itu umumnya bersifat praktis. Sungguh merepotkan jika setiap saat orang merayakan Thanksgiving, bukan? Tetapi sesungguhnya setiap orang percaya mengamini nasihat rasul Paulus itu. Setiap orang percaya mengalami kasih, berkat dan penyertaan TUHAN dalam hidupnya setiap saat, bukan? Memang tidak mudah untuk dapat mewujudkannya. Suasana hati kita tidak selalu senang. Ucapan syukur memang meluap dari hati yang senang. Ketika kesusahan hadir dalam hidup kita, sungguh sulit untuk dapat mengucap syukur. Tetapi seorang yang percaya bahwa TUHAN baik, mampu melihat kesusahan serta penderitaan dengan “kacamata imannya”. Ia akan bersyukur bukan atas kesusahan dan penderitaan itu, tetapi atas penyertaan serta pertolongan TUHAN kepadanya. Lalu, seperti raja Daud dia akan berseru: “TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya turun temurun.” 27 ImanKristiani.com