rohani, menyatakan dalam mazmur gubahannya (Mazmur
100:5) :
“TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya,
dan kesetiaan-Nya turun temurun.”
Ia mengalami kebaikan TUHAN dalam hidupnya. Walaupun
banyak kesusahan dan penderitaan dialaminya, percayanya
tidak berubah, TUHAN itu baik! Dalam Mazmur 23, raja
Daud memaparkan pengalaman rohaninya tentang campur
tangan TUHAN dalam seluruh hidupnya. Ia menyaksikan
tentang pimpinan dan pemeliharaan TUHAN kepadanya,
sehingga ia mampu menyelesaikan masalah-masalah
hidupnya dan tetap tenang dalam menghadapi ancaman
maut sekalipun.
Raja Daud mengatakan bahwa kesusahan dan penderitaan
adalah bagian dari kehidupan. Sebab dalam kehidupan,
setiap orang akan menghadapi masalah-masalah hidup,
bukan? Masalah sandang, pangan dan papan; masalah
politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan agama; masalah
kesehatan, lingkungan hidup, komunikasi, seksualitas, dan
seterusnya; bisa membuat orang menderita. Kegagalan
dalam menyelesaikan masalah menyebabkan kesusahan
dan penderitaan. Tetapi TUHAN akan bertindak sebagai
guru yang baik, sehingga tiap orang mampu menyelesaikan
masalah hidupnya. Sebagai guru yang baik, Ia akan
memfasilitasi murid-muridnya agar mampu menjawab
masalah dengan benar.
Jadi, TUHAN tidak berbuat semena-mena/sesuka hati.
Penderitaan tidak berasal dari TUHAN. Penderitaan
adalah akibat dari ketidak-mampuan orang menyelesaikan
masalah yang dihadapinya dengan benar. TUHAN ikut
menderita jika umat manusia menderita. Agar manusia
hidup berbahagia, TUHAN menunjukkan solidaritas-Nya
dengan mengosongkan diri menjadi manusia, mati karena
dosa manusia, bangkit untuk memberi pengharapan kepada
manusia, dan naik ke sorga untuk memberi kepastian hidup
serta kebahagiaan kekal.
UCAPLAH SYUKUR SENANTIASA
Dalam Perjanjian Lama, kita mengenal “Hari Raya Pondok
Daun”. Pada hari ke lima belas bulan tujuh (Tishrei) umat
Yahudi merayakan “hari raya SUKKAH (Pondok Daun)”.
Hari raya ini dikaitkan dengan Tahun Baru (Rosh Hasanah)
dan Hari Penyucian/Pertobatan (Yom Kippur). Pada hari itu
umat membawa persembahan hasil panen, tentulah hasil
yang terbaik. Selama tujuh hari umat Yahudi tinggal dalam
pondok-pondok. Mereka berdoa, membaca Torah, makan
bersama, dan mengucap syukur setelah makan. Pada masa
kini pondok-pondok terbuat dari material yang lebih baik
ketimbang pada waktu mereka berada di padang belantara
dalam perjalanan ke tanah perjanjian. Sukkah dihias dengan
hiasan-hiasan yang indah, mencerminkan suasana sukacita
dan syukur. Sukkah didirikan di sekitar sinagoge, sebab ritual
ucapan syukur dan persembahan dilakukan dalam ibadah
di sinagoge. Ketika Bait Allah masih ada, umat membangun
Sukkah di sekitar-nya.
Pada setiap Kamis ke-4 bulan November setiap tahun,
rakyat Amerika merayakan Thanksgiving. Perayaan ini serupa
dengan perayaan pondok daun di kalangan umat Yahudi.
Perayaan ini dikaitkan juga dengan Natal dan Tahun Baru.
Perayaan mengusung tema yang sama, yaitu ucapan syukur
tahunan kepada TUHAN untuk berkat dan pemeliharaan-
Nya selama setahun. Mengapa hanya setahun sekali?
Bukankah berkat dan pemeliharaan TUHAN berlangsung
setiap saat? Seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam
surat Efesus pasal 5 ayat 20 : “Ucaplah syukur senantiasa
atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah Bapa kita!”
Jawaban untuk pertanyaan itu umumnya bersifat praktis.
Sungguh merepotkan jika setiap saat orang merayakan
Thanksgiving, bukan? Tetapi sesungguhnya setiap orang
percaya mengamini nasihat rasul Paulus itu. Setiap orang
percaya mengalami kasih, berkat dan penyertaan TUHAN
dalam hidupnya setiap saat, bukan? Memang tidak mudah
untuk dapat mewujudkannya. Suasana hati kita tidak selalu
senang. Ucapan syukur memang meluap dari hati yang
senang. Ketika kesusahan hadir dalam hidup kita, sungguh
sulit untuk dapat mengucap syukur. Tetapi seorang yang
percaya bahwa TUHAN baik, mampu melihat kesusahan
serta penderitaan dengan “kacamata imannya”. Ia akan
bersyukur bukan atas kesusahan dan penderitaan itu, tetapi
atas penyertaan serta pertolongan TUHAN kepadanya.
Lalu, seperti raja Daud dia akan berseru:
“TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan
kesetiaan-Nya turun temurun.”
27
ImanKristiani.com