Majalah Hidup Sehat Vol 9: April 2017 | Page 7

Prof. Dr. Taruna Ikrar M. Pharm., MD., Ph.D P rof. Dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D. lahir di Makassar, 15 April 1969 adalah seorang dokter dan ilmuwan berkebangsaan Indonesia dalam bidang farmasi, jantung, dan syaraf. Di dunia internasional, ia lebih dikenal sebagai salah satu peneliti yg memopulerkan sistem AlstR (allatostatin receptor) dalam tulisan yang telah dipublikasikan di jurnal Frontiers of Neural Circuit edisi 20, Januari 2012, dan metode pengobatan “gene therapy & Advanced Therapy” yang dipublikasikan di Nature 2013 dan 2017. Saat ini Dr. Ikrar merupakan senior specialist dan peneliti utama di bidang interdisciplinary of Neurosciences di University of California, School of Medicine, Irvine, dan Dekan Biomedical School, National Health University, California, USA proses kesadaran, mental dan termasuk aspek memori atau ingatan, kemampuan mengerti, dan pengambilan keputusan selama fase perkembang an otak, menjadi acuan dasar pencegahan atau menurunkan risiko para masyarakat yang memiliki risiko menderita gangguan jiwa berat. Untuk membuktikan keyakinan para ilmuwan tadi, hasil penelitian terbaru yang diterbitkan Kelainan Otak Yang Bermanisfestasi Kelaianan Jiwa Menahun di jurnal Neuron 23 Augustus 2012, halaman 714–724, memberikan jawaban dari keluarga penderita gangguan jiwa berat, ataupun yang luar biasa. Dr. Lee, dan timnya melaporkan, bahwa mengalami gangguan akibat kerusakan di otak sejak kecil pada fase neonatal hewan coba yang terdapat kerusakan yang memiliki kecenderungan menderita gangguan jiwa pada pusat saraf di otak (ventral hippocampus) sebagai berat setelah dewasa. Pada prinsipnya bisa dilakukan model hewan penderita penyakit gangguan jiwa berat, tindakan pencegahan (Profilaksis), dengan melakukan yang diberi label (NVHL). Dan dengan menggunakan pelatihan kognitif sejak masa muda/remaja. Sehinga standar dan parameter khusus pada pelatihan kognitif pada saat berkembang menjadi dewasa tidak lagi (proses kesadaran dan mental, ingatan, pengertian, dan menderita gangguan jiwa berat. Hal ini akan membantu kemampuan pengambilan keputusan) sewaktu masih mengurangi biaya pengobatan, mengurangi kerugian muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hewan coba akibat penderitaannya. Olehnya, sudah saatnya aspek yang mengalami pelatihan sejak fase neonatal atau fase tindakan preventif dan pencegahan perlu digalakkan di muda meningkatkan sikronisasi di otak, meningkatkan Indonesia, sebagai Negara dengan penduduk tertinggi kemampuan bertindak dan kemampuan mengingat, menderita gangguan jiwa berat. kestabilan kondisi mental yang tidak berbeda atau Demikian, semoga penjelasan ini bisa membantu memberikan hasil yang sama dengan control/normal. meningkatkan pemahaman Ibu. (Dr. Ikrar) Berdasarkan hasil penelitian di atas, berarti penderita ataupun keturunan, anak dan bayi-bayi yang terlahir HidupSehatMedia.com | 7