Ilustrasi Aplikasi I-Doser Yang Dianggap Digital Narkotik
DIGITAL NARKOTIKA “I-Doser”
& EFEK KESEHATAN
Dewasa ini Digital Narkotik baru saja membuat
kehebohan, karena diberitakan bahwa I-Doser dapat
meimbulkan Halusinasi, Ilusi, hingga ketergantungan,
layaknya Narkotik. Kontroversi ini sebetulnya bukan
hanya terjadi di Indonesia bahkan di berbagai Negara
maju di dunia, semisal Amerika Serikat. Pemerintah
Amerika Serikat, telah melarang penggunaan iPod dan
ponsel pintar ke aplikasi dan situs I-Doser di semua
sekolah di Negeri Paman Sam tersebut. Namun, tidak
dapat dipungkiri bahwa kondisi ini masih bersifat pro dan
kontra, karena masih ada bukti ilmiah yang mendukung
klaim efek penggunaannya, berdasarkan gelombang
suara binaural.
A. Penggunaan Gelombang Suara Binaural
Secara prinsip penggunaan I-Doser merupakan
sebuah aplikasi suara yang memperdengarkan audio
proprietary. Penggunaan I-Doser bertujuan untuk
mensimulasikan keadaan mental tertentu melalui
penggunaan gelombang suara binaural beats. Suara
binaural merupakan dua nada yang mengalun dalam
frekuensi nada di bawah 1,00 Hz. Ditemukan pada tahun
1839 oleh Heninrich Wilhelm Dove, dia menggunakan
12 | MAJALAH HIDUP SEHAT Juli 2017
untuk relaksasi, meditasi dan kreativitas. Binaural
beats, atau nada binaural, adalah artefak pengolahan
pendengaran, atau suara, yang disebabkan oleh
rangsangan fisik tertentu. Efek pada gelombang otak
tergantung pada perbedaan dalam frekuensi setiap nada.
Misalnya, jika 300 Hz dimainkan di satu telinga dan 310
yang lain, maka binaural beat akan memiliki frekuensi
10 Hz.
Penelitian neurosains dilaporkan beberapa efek dari
I-Doser menunjukkan bahwa dapat memengaruhi aspek
kinerja mental dan suasana hati, bahkan bisa berefek
sebagai suplemen penurun rasa sakit atau bahkan
memengaruhi persepsi. Otak menghasilkan fenomena
yang mengakibatkan denyutan-frekuensi rendah dalam
amplitudo dan lokalisasi suara yang dirasakan ketika
dua nada pada frekuensi yang sedikit berbeda disajikan
secara terpisah. Perbedaan Nada akan dirasakan, seolah-
olah dua nada dicampur secara alami, dalam otak.
Perbedaan antara dua frekuensi yang kurang atau sama
dengan 30 Hz akan memberikan efek pada orang yang
mendengarkan suara tersebut.
Jika nada murni yang berbeda disajikan untuk setiap
telinga, akan ada fase perbedaan waktu yang dirasakan