Majalah Digital Kabari Edisi 98 - 2015 | Page 28

EKSKLUSIF Kapal dilarang menggunakan alat tangkap cantrang Pembakaran dan penenggelaman kapal berbendera asing beberapa foundation yang dapat membantu dalam melakukan penelitian dan program kegiatan yang berkaitan dengan illegal fishing. Selain memerangi illegal fishing dan pelanggaran di kelautan dan perikanan, masih banyak ‘pekerjaan rumah’ yang harus dikerjakannya. Ia akan terus melangkah, membela kelautan dan perikanan, meski menghadapi tekanantekanan dari sana-sini. Diyakininya, Indonesia sepatutnya bisa berjaya di bidang maritim. Satu hal digarisbawahinya, bahwa Indonesia sama sekali bukan negara yang antiasing, antiinvestor dan antiluar negeri. Indonesia memerlukan investor yang mau menetap dan membangun Indonesia. Bukan yang hanya mengambil sumber daya alam. Dari mana Susi beroleh kekuatan dalam menjalani tugasnya yang penuh tantangan itu? “Saya dikelilingi orang-orang yang banyak mendukung saya. Putra dan putri saya, cucu dan teman-teman yang begitu suportif. Selain itu, Indonesia adalah Negara yang besar dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, memiliki banyak sumber daya alam melimpah. Kini saatnya kita harus mengelolanya untuk menyejahterakan bangsa. Diyakini Susi, bahwa bila semua orang Indonesia berpikir sama, lalu berjuang bersama-sama membangun bidang maritim, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi poros dunia. Tidak mudah, memang. Salah satu hal yang dibutuhkan adalah terwujudnya konektivitas dan ketersediaan transportasi antarpulau. Dengan demikian, tidak lagi dikenal istilah ‘Wilayah 3 T’ (terdepan, terpencil dan terbelakang) di Tanah Air kita. Masyarakat hingga ke pelosok akan merasa sebagai satu bangsa. Hal ini sudah diperjuangkan oleh Pak Mochtar Kusumaatmaja, bahwa laut merupakan pemersatu bangsa. Kini tinggal mewujudkan konektivitas tersebut. “Perasaan sebagai satu bangsa itu harus dibangun dengan keterhubungan. Konektivitas pulau dengan pulau, dan pulau besar dengan kota. Kalau kita belum bisa membangun konektivitas melalui laut, barangkali dengan membangun runway atau jalan tol hingga ke pulau terpencil,” ujar Susi sambil melanjutkan, “Saya percaya pada filosofi, bahwa 1 km jalan tol (runway) itu akan membawamu ke dunia dan membawa dunia kepadamu. Tetapi 50 km jalan di desa terpencil tidak akan membawamu ke mana-mana. Jadi, runway itu akan mempersatukan semua bangsa dan menumbuhkan rasa satu bangsa.” Sebelum mengakhiri perbincangan, Susi Pudjiastuti sempat menanggapi tulisan media massa bahwa ia hanya ingin bekerja dua tahun saja sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. “Saya sempat berpikir, kalau saya bisa selesaikan peraturan-peraturan di bidang kelautan dan perikanan, mungkin cukup dua tahun saja saya bekerja. Juga ada keluarga yang harus saya perhatikan. Tetapi membaca di media, wawancara pengusaha yang tujuannya semata ingin meraup keuntungan, tanpa berpikir panjang, saya pikir saya akan terus bekerja,” tandasnya. “Saya berharap, siapapun yang duduk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan hendaknya meneruskan ikhtiar yang kami mulai, yakni memerangi illegal fishing dan sebagainya itu demi kedaulatan dan martabat kita sebagai bangsa.” (1003) Untuk menonton video, share dan memberikan komenter pada artikel ini, klik KabariNews.com/76374 28 | Kabari - USA ® California Media International, Inc Penerbit Kabari