EKSKLUSIF
Kapal dilarang menggunakan alat tangkap cantrang
Pembakaran dan penenggelaman kapal berbendera asing
beberapa foundation yang dapat
membantu dalam melakukan penelitian
dan program kegiatan yang berkaitan
dengan illegal fishing.
Selain memerangi illegal fishing dan
pelanggaran di kelautan dan perikanan,
masih banyak ‘pekerjaan rumah’ yang
harus dikerjakannya. Ia akan terus
melangkah, membela kelautan dan
perikanan, meski menghadapi tekanantekanan dari sana-sini.
Diyakininya, Indonesia sepatutnya
bisa berjaya di bidang maritim.
Satu hal digarisbawahinya, bahwa
Indonesia sama sekali bukan negara
yang antiasing, antiinvestor dan
antiluar negeri. Indonesia memerlukan
investor yang mau menetap dan
membangun Indonesia. Bukan yang
hanya mengambil sumber daya alam.
Dari mana Susi beroleh kekuatan
dalam menjalani tugasnya yang penuh
tantangan itu?
“Saya dikelilingi orang-orang yang
banyak mendukung saya. Putra dan
putri saya, cucu dan teman-teman yang
begitu suportif. Selain itu, Indonesia
adalah Negara yang besar dengan
jumlah penduduk terbanyak ke-4 di
dunia, memiliki banyak sumber daya
alam melimpah. Kini saatnya kita harus
mengelolanya untuk menyejahterakan
bangsa.
Diyakini Susi, bahwa bila semua orang
Indonesia berpikir sama, lalu berjuang
bersama-sama membangun bidang
maritim, maka bukan tidak mungkin
Indonesia bisa menjadi poros dunia.
Tidak mudah, memang. Salah satu hal
yang dibutuhkan adalah terwujudnya
konektivitas dan ketersediaan
transportasi antarpulau. Dengan
demikian, tidak lagi dikenal istilah
‘Wilayah 3 T’ (terdepan, terpencil
dan terbelakang) di Tanah Air kita.
Masyarakat hingga ke pelosok akan
merasa sebagai satu bangsa. Hal ini
sudah diperjuangkan oleh Pak Mochtar
Kusumaatmaja, bahwa laut merupakan
pemersatu bangsa. Kini tinggal
mewujudkan konektivitas tersebut.
“Perasaan sebagai satu bangsa itu
harus dibangun dengan keterhubungan.
Konektivitas pulau dengan pulau, dan
pulau besar dengan kota. Kalau kita
belum bisa membangun konektivitas
melalui laut, barangkali dengan
membangun runway atau jalan tol
hingga ke pulau terpencil,” ujar Susi
sambil melanjutkan,
“Saya percaya pada filosofi, bahwa
1 km jalan tol (runway) itu akan
membawamu ke dunia dan membawa
dunia kepadamu. Tetapi 50 km jalan di
desa terpencil tidak akan membawamu
ke mana-mana. Jadi, runway itu akan
mempersatukan semua bangsa dan
menumbuhkan rasa satu bangsa.”
Sebelum mengakhiri perbincangan, Susi
Pudjiastuti sempat menanggapi tulisan
media massa bahwa ia hanya ingin
bekerja dua tahun saja sebagai Menteri
Kelautan dan Perikanan.
“Saya sempat berpikir, kalau saya
bisa selesaikan peraturan-peraturan di
bidang kelautan dan perikanan, mungkin
cukup dua tahun saja saya bekerja.
Juga ada keluarga yang harus saya
perhatikan. Tetapi membaca di media,
wawancara pengusaha yang tujuannya
semata ingin meraup keuntungan, tanpa
berpikir panjang, saya pikir saya akan
terus bekerja,” tandasnya.
“Saya berharap, siapapun yang duduk
menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan
hendaknya meneruskan ikhtiar yang
kami mulai, yakni memerangi illegal
fishing dan sebagainya itu demi
kedaulatan dan martabat kita sebagai
bangsa.” (1003)
Untuk menonton video, share dan memberikan komenter pada artikel ini, klik
KabariNews.com/76374
28 | Kabari - USA
® California Media International, Inc Penerbit Kabari