Majalah Digital Kabari Edisi 98 - 2015 | Page 27

EKSKLUSIF daerah pemijahan bagi organisme air dalam melakukan sebagian dari siklus reproduksinya (spawning ground). Sepatutnya, Indonesia bisa bertengger menjadi Negara terbaik di bisnis tuna dunia. Tapi nyatanya? Tidak! Belum lagi 70 persen bahan baku pakan ikan masih impor. Keadaan ironis ini, mengutip Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pertama usai dilantik di Gedung DPR/ MPR RI, lantaran Indonesia terlalu lama melupakan pentingnya membangun dan memajukan sektor maritim.  “Kita terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera. Kita akan mengembalikan semua,” katanya. Sangat disayangkan. Didapuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti bekerja, berusaha mewujudkan cita-cita untuk mewujudkan jalesveva jayamahe, di laut kita jaya. Benang kusut di kementerian yang dipimpinnya diurai satu per satu, di antaranya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait Penghentian Sementera (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara Republik Indonesia, melalui PERMENKP No. 56/PERMEN-KP/2014. Juga menerbitkan PERMENKP No. 57/ PERMEN-KP/2014 tentang larangan transshipment dan peningkatan disiplin pegawai aparatur sipil negara di lingkungan kementerian terkait pelaksanaan kebijakan moratorium, larangan transshipment dan penggunaan nakhoda dan anak buah kapal (ABK) asing melalui PERMENKP No. 58/PERMEN-KP/2014. Di samping itu mengeluarkan kebijakan yang mendorong transparansi data dan informasi, lalu membentuk satuan tugas (satgas) dan tim pokja, meningkatkan kerja sama lintas instansi penegak hukum, serta penguatan dan pengembangan peradilan perikanan. Sesuai perintah Presiden bahwa IUU fishing (illegal, unreported and unregulated fishing) harus diberantas, Susi fokus memerangi pelaku pencurian ikan di perairan Indonesia. Kabarinews.com Semua kapal berbendera asing di perairan Indonesia ditangkap, disita pengadilan dan ditenggelamkan. Tanpa pandang bulu. “Mengapa memerangi illegal fishing? Karena selama bertahun-tahun, kejahatan ini telah merugikan Negara ratusan triliun, bisa 300-500 triliun, per tahun. Bukan small money. It’s a lot of money, uang yang banyak sekali,” ujar Susi Pudjiastuti pada KABARI. Selain itu, dilanjutkan Susi, illegal fishing digunakan sebagai kendaraan dari berbagai kejahatan serius yang lain, mulai dari human trafficking, perbudakan manusia, sampai penyelundupan barang-barang ilegal, dan terakhir ditemukan penyelundupan narkoba. Illegal fishing telah menjadi musuh dunia, global enemy. Sedemikian seriusnya kejahatan ini, sampai tahun kemarin Presiden Obama membuat Perpres khusus untuk menangani illegal fishing. Sudah saatnya Indonesia menghentikanpraktik kejahatan ini,” tandas Susi. PILIH KEDAULATAN BANGSA Langkah keras menenggelamkan semua kapal berbendera asing yang melampaui batas teritorial perairan Indonesia tentu tidak populis di mata pihak-pihak yang terusik. Ibu Menteri asal Pangandaran, Jawa Barat ini juga menghadapi reaksi tidak bersahabat. “Tekanan resmi dari luar negeri tidak ada, karena mereka tahu yang kita lakukan benar. Toh hak kita untuk menjaga kedaulatan bangsa, terutama di teritorial perairan Indonesia. Sebelumnya kami juga telah menemui Duta Besar dari Negara-negara di mana kapal nelayan mereka sering mengambil ikan di Indonesia. Mereka setuju dan menghormati kebijakan kita,” jelas Susi lagi. “Dan ini soal prinsip. Indonesia harus memiliki wibawa sebagai bangsa di mata dunia. Kita juga harus menjaga kekayaan laut sebagai sumber daya alam di perairan Indonesia untuk kesejahteraan anak cucu, generasi penerus bangsa.” Kebijakan memerangi IUU fishing terus dilakukan secara konsisten, meski masih ada oknum-oknum penyusup yang masuk ke perairan Indonesia. Penegakan hukum tidak bisa ditawar, karena ‘merumah-ikankan’ kapalkapal ilegal itu secara nyata dirasakan manfaatnya oleh nelayan kecil di Tanah Air. Pasokan ikan tersedia banyak, sehingga mereka bisa memperoleh ikan tanpa perlu memakai bom dan potasium yang sangat tidak ramah lingkungan. Mereka juga tak perlu menebar jaring trawl yang dapat merusak ekosistem dan kehidupan hayati di laut. Diketahui, trawl itu saja dapat merusak terumbu karang, ikan-ikan di dasar air (bottom fish) yang tentu mengganggu regenerasi ikan. Satu hal utama lainnya yang diperjuangkan Susi adalah meningkatkan kesejahteraan para nelayan kecil. Di samping menindak pengoperasian trawl atau modifikasinya seperti cantrang, dogol dan arad itu, juga sempat dilontarkan gagasangagasan yang dapat menyelamatkan periuk nelayan. Suatu ketika sempat dikatakanya, untuk membebaskan nelayan dengan kapal di bawah 10 gross tone (GT) dari pungutan liar, karena subsidi BBM bagi rakyat kecil tak sampai ke tangan mereka. Masih banyak yang harus dikerjakan, karena itu ia berharap, kelak siapapun yang memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melanjutkan perjuangan yang telah dimulai, dari pemberangusan kapal ilegal. “Ini demi martabat kita sebagai bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujar Susi. INDONESIA JADI POROS MARITIM DUNIA Masih terkait dengan memperjuangkan kejayaan kelautan dan perikanan Indonesia serta memerangi