PROFIL
Bersama mahasiswa bimbingannya
ilmu pengetahuan dengan menjadi
dosen dan peneliti. Ditambah setelah
berkeluarga, suaminya yang bernama
Yusuf Arif Setiawan juga peneliti dan
konsultan ahli di Bank Indonesia.
Bahkan sejak dini, seingat Harlinda,
ia sudah dibiasakan oleh sang Ayah
untuk membantunya mengetik dan
mencarikan buku yang terselip. Jadi,
buku mengambil posisi boneka sebagai
sahabatnya bermain dalam kesehatan.
Diskusi soal keilmuan pun mewarnai
acara makan bersama di rumah.
Tak heran, dalam pendidikan, Harlinda
sampai pada pucuk pendidikan tertinggi,
Strata 3, di usia yang masih muda.
begitu meraih gelar Sarjana di Fakultas
Kehutanan, UNMUL jurusan Teknologi
Hasil Hutan, ia langsung melanjutkan
ke Strata 2 bidang Ilmu Kehutanan dan
akhirnya menyelesaikan Strata 3
Eksplorasi tanaman obat di hutan
di bidang agrikultur (applied biological
science) di United Graduate School of
Agriculture, Gifu, Jepang.
Bumi Kita Sangat Kaya
Dari Strata 1- 3, Harlinda secara
konsisten mempelajari ilmu kehutanan.
Mengapa?
Alasannya
sederhana,
tetapi logis sekali. Katanya, bumi kita,
utamanya Kalimantan Timur di mana
ia berdomisili selama ini, memiliki
kekayaan hasil bumi yang tak akan
kering untuk diteliti dan disimak rahasia
khasiatnya. Tentu, bukan berarti bisa
seenaknya digunakan tanpa cara yang
benar. Alam harus diperlakukan secara
adil, terukur dan tertata.
Terkait dengan itu, Harlinda pun
bersemangat
sekali
melakukan
penelitian. tak sampai di situ, ia juga
membawa hasil riset ilmiahnya itu
ke forum seminar dengan tujuan
mengajak para peneliti lain untuk
melakukan penelitian lanjutan. Dengan
demikian, ilmu tersebut akan terus
berkembang. Menurutnya, ilmu harus
dibagi dan ilmuwan mesti membuka diri
untuk menjalin kerjasama dengan pihak
luar. Ia pun memberi contoh, bagaimana
Laboratorium Kimia yang dibinanya itu
telah menjalin kerja sama dengan Gifu
University, Jepang; College of Herbal
Bio-industry, Daegu Haany, Korea dan
Kyushu University, Jepang.
Contoh lain, saat pendidikan S3,
ia beroleh dana penelitian dari
MOMBUSHO
dan
Pemerintah
Daerah hingga akhirnya memenangkan
penghargaan dari L’Oreal-UNESCO
(2010) tersebut.
KabariNews.com #86 April - Mei 2014
21