[indonesia]
Spike, dan Conoco Philips.
Produksinya setiap hari
41.057 barrel.
Dua terbawah pengahsil
minyak besar Indonesia
adalah propinsi Jambi
dan Papua Barat. Jambi
setiap
harinya
menghasilkan 19.506 barrel dikelola oleh Petrochina, Pearl Oil, dan
Conoco Philips. Mereka mengelola Blok Jabung, Bangko, Tungkal dan
Jambi Selatan blok B. Sedangkan Papua Barat menghasilkan minyak
bumi sebanyak 14.811 barrel per hari, dikelola oleh Pertamina,
Petrochina dan British Petroleum. Ketiga perusahaan ini mengelola
Blok Tangguh, Salawati Kepala Burung dan Kepala Burung.
Saat ini seluruh hasil minyak Indonesia sekitar 912.899 barrel per
hari, sedangkan kebutuhan Indonesia adalah 1,3 juta barrel setiap
hari. Selebihnya harus di impor dari perusahaan asing yang juga
mengambil minyak Indonesia. Suatu keadaan yang ironis.
Dari sekian banyak perusahaan minyak di atas, sebagian besar adalah
perusahaan asing. Indonesia selalu memperpanjang kontrak dengan
perusahaan-perusahaan itu. Blok Cepu misalnya. Grup Exxon yang
beroperasi di sana mendapat 45 persen dari minyak yang dihasilkan,
Pertamina 45 persen dan 10 persennya adalah Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD).
Mengapa kontrak selalu diperpanjang? Teknologikah? Bukan. Sudah
puluhan tahun di Cepu berdiri Akamigas (Akademi Minyak dan Gas),
milik Pertamina. Lalu di ITB dan UGM juga ada Jurusan Pertambangan
yang menghasilkan tenaga pintar yang siap jadi pengelola. Belum lagi
universitas swasta lain seperti Trisakti yang punya lulusan andal.
Sebenarnya teknologi minyak sudah dikuasai bangsa ini sejak Belanda
pergi dan terjadi nasionalisasi sekitar tahun 1950-an. Pertamina
sebenarnya bisa mengelola sendiri karena mereka memiliki teknologi.
Permodalan mungkin bisa diatasi karena puluhan bank dalam negeri
dapat dengan mudah menyetorkan uang senilai Rp 30 triliun yang
dibutuhkan. Dengan gelontoran minyak begitu banyak dan kebutuhan
serta harganya yang selalu meningkat, bank mana yang tak mau
mengambil keuntungan untuk membantu Pertamina?
Jadi apa penyebab kontrak dengan perusahaan asing diperpanjang?
Jawabannya adalah, mental para pejabat yang tak mau bersusah
payah, dengan mudah menyerahkan kekayaan alam ke pihak asing.
“Mental penjajah dan dijajah inilah yang tak bisa lepas dari bangsa
ini,” kata mantan Ketua Bappenas Kwik Kian Gie.
Bisakah kita mengharapkan Pertamina menjadikan Indonesia sebagai
salah satu lumbung minyak dunia dan mampu melakukan pemetaan
cadangan minyak baru? Dengan begitu didapatkan data tentang lokasi
minyak bumi baru di Indonesia.
Tapi itu tentu dengan catatan, mental pejabat yang berwenang
mengelola lokasi-lokasi minyak tidak tergadai. Dengan begitu, mungkin
tak banyak orang yang makin miskin, karena pemerintah menarik
subsidi BBM. Kita tidak seharusnya miskin di negara kita yang kaya.
Tapi memang, terlalu banyak ironi di negara ini. n (1002)
Untuk share dan memberi komentar pada artikel ini
Klik www.KabariNews.com/?38033
Jual Meterai Indonesia, hubungi 1-800-281-6175
125 Artikel Baru • Ikut www.KabariNews.com
Setiap bulan lebih dari 120 artikel baru ditulis untuk www.KabariNews.com dan
tidak ada copy dan paste dari media lain.
KabariNews.com #62, Apr - Mei 2012 | 27