Majalah Digital Kabari Edisi 59 - 2012 | Page 13

bersifat separatis. “Kami akui dalam banyak aspek, pelaksanaan otonomi khusus di Papua belum efektif “, kata Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah, Velix Wanggai. Keinginan Berdialog dari Pemerintah Sorotan internasional terhadap banyaknya pelanggaran HAM dan adanya aset asing di wilayah ini, membuat pemerintah mengupayakan dialog dengan masyarakat Papua. Jakarta menunjuk Farid Husain sebagai pembuka jalan dialog setelah sebelumnya Farid dianggap sukses membidani dialog perdamaian Aceh. Hingga akhir November, format dialog belum jelas. “Kami belum menemukan tokoh atau kelompok yang layak disebut wakil sejati rakyat Papua,” kata Farid. Presiden SBY juga membentuk Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang diketuai Bambang Dharmono dan diharapkan bisa mempercepat penyelesaian masalah Papua. Telah banyak pendekatan yang sudah ditempuh Pemerintah, namun belum terlihat jalan keluar untuk menyelesaikannya. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang juga pemerhati persoalan Papua, Muridan Widjojo mengatakan, bahwa proses menemukan warga Papua yang diakui oleh seluruh kelompok, akan membutuhkan waktu lama. “Karena memang tidak hanya satu dua orang yang diajak bicara, tapi ada sejumlah faksi dan tidak hanya di kota tapi juga di hutan dan di luar negeri seperti Vanuatu, Australia, Papua Nugini, Amerika, Belanda dan Inggris,