Majalah Digital Kabari Edisi 50 - 2011 | Page 56

[indonesia] serbaserbi BATIK SUMBERJAMBE, BATIK SEDERHANA YANG DAPAT MEMBUAT CANTIK Jember, Mirfano mengatakan, masyarakat luas belum mengenal batik khas Jember karena masih banyak warga setempat yang enggan menggunakan batik lokal ini. Sehingga motif ini kurang dikenal di tingkat lokal, nasional dan internasional. Tapi, ia optimistis dengan promosi yang dilakukan secara serentak oleh masyarakat Jember. Yaitu menggunakan batik lokal dalam acara resmi di luar daerah Jember maka secara tidak langsung warga Jember ikut mempromosikan batik yang memiliki motif tembakau tersebut. D unia melalui UNESCO sudah mengakui batik Indonesia sebagai budaya tak-benda, sehingga pengakuan tersebut membuat bangga masyarakat Indonesia yang sudah turun-temurun membuat batik. Pengakuan tersebut akhirnya membuat banyak daerah memunculkan corak batiknya. Bila batik Pekalongan, Solo, Yogyakarta dan Madura sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia dan dunia, namun belum untuk daerah lain. Seperti yang dilakukan Mawardi, seorang perajin batik asal Desa Sumberpakem, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jatim. Selama beberapa tahun ini, ia mencoba mempertahankan motif daun tembakau sebagai pakem batik Jember. Lebih dikenal dengan batik Sumberjambe. “Jember merupakan produsen tembakau, sehingga saya sebagai perajin batik di kabupaten ini berusaha mempertahankan motif tembakau sebagai motif batik khas Jember,” kata Mawardi yang sudah menyukai batik sejak kecil. Sederhana Belum dikenalnya batik jember dan pangsa pasar yang masih sulit, membuat sejumlah pihak khawatir . Karena motif ini terkesan terlalu sederhana dan kurang diminati. Pejabat Dinas Koperasi dan UKM Lebih dari 70 Laporan Gratis tentang Bisnis, Real Estate, Asuransi, Kesehatan...plus.... di www.LaporanGratis.com 56 | KabariNews.com Selain promosi yang kurang, pemerintah daerah juga kesulitan mendorong pertumbuhan ekonomi di bidang industri batik. Sejauh ini, teknologi untuk membatik di daerah ini masih sangat sederhana, sehingga belum memenuhi standard yang layak untuk bersaing di pasar tingkat nasional dan internasional. Menurut Subaidi, Kepala Bidang Industri, Departemen Perdagangan dan Perindustrian, saat ini, ada tiga kelompok industri rumah tangga yang mengembangkan usaha batik. Mereka memiliki puluhan buruh pembatik yang berasal dari warga desa setempat. Untuk mempromosikan batik itu, lanjut dia, pihaknya selalu berpartisipasi dalam pameran batik di tingkat lokal dan nasional untuk mengenalkan batik Jember kepada masyarakat luas. “Beberapa kali kami ikut pameran produk Indonesia, minat warga luar kota ini terhadap batik yang bermotif daun tembakau cukup besar,” katanya. Kendati motif daun tembakau menjadi ciri khas batik Jember, pihak pemerintah daerah setempat belum memiliki keinginan untuk mematenkan motif tembakau sebagai motif batik khas Jember. “Kami pikir tidak perlu mematenkan motif daun tembakau sebagai motif khas Jember, karena batik secara umum sudah ditetapkan sebagai budaya Indonesia oleh UNESCO,” katanya. Saat ini, mereka sudah memiliki sebuah gerai di kawasan wisata Bali, sebagai upaya mengenalkan batik Jember kepada warga negara asing yang sedang berlibur di Pulau Dewata. Selain itu juga melakukan kerjasama dengan beberapa toko kerajinan di Amerika Serikat , Belanda, Jerman, Australia dan India untuk memasarkan batik dengan dominasi motif tembakau. Sejumlah negara tersebut terkadang mengirim pola motif batik yang Multi Media Ikut www.KabariNews.com dan Majalah Kabari (Printed & Digital), Kabari is the only Indonesian Magazine in the U.S. that integrate Video, Article Number, Podcast, Facebook and Twitter.