Majalah Digital Kabari Vol: 2 April - Mei 2007 | Page 32
Tentang
Pendidikan
Alternatif
Menurut Jerry Mintz (1994:
xi) pendidikan alternatif dapat
dikategorikan dalam empat bentuk
pengorganisasian, yaitu:
• Sekolah publik pilihan (public
choice);
• Sekolah/lembaga pendidikan publik
untuk siswa bermasalah (student at
risk);
• Sekolah/lembaga pendidikan
swasta/independen dan
• Pendidikan di rumah (home-based
schooling).
Sekolah Publik Pilihan adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian sehari-hari disebut
sekolah negeri yang menyelenggarakan program belajar dan pembelajaran yang berbeda dengan program
regular/konvensional, namun mengikuti sejumlah aturan baku yang telah ditentukan).
Anggapan yang salah jika berpikiran kalau home schooler tidak mempunyai banyak teman dan tidak bisa
bersosialisasi. Home schooler tidak ada bedanya dengan mereka yang bersekolah di sekolah umum. Mereka
bisa tetap berteman dengan siapa saja, yang sebaya, mereka yang jauh lebih tua, kaya dan miskin.
Setiap orang diberikan kemampuan untuk bergaul, tergantung caranya dan bagaimana. Meskipun ada
komunitas home schooler, tidak membuat pergaulan antar home schooler dibatasi. Mereka juga diberikan
pembelajaran untuk bisa menempatkan diri di lingkungan dan berinteraksi dengan sesama karena adanya
makna dari suatu hubungan tersebut. Apakah sekolah umum bisa menjamin keberhasilan? Intinya di sini,
menjadi home schooler bisa tetap berinteraksi dengan orang lain.
Komunitas Home Schooling
Home schooling tidak hanya untuk anak-anak umum saja, tapi juga tersedia tempat pendidikan bagi
anak autis. Di Indonesia terdapat yayasan pengembangan anak Indonesia, “Indriya Foundation” sebuah
yayasan yang bergerak di bidang home schooling yang khusus memberikan pendidikan alternatif bagi
anak autis dan anak-anak yang sulit berpikir. Yayasan yang kurang lebih sudah lima tahun didirikan ini
mempunyai misi untuk tetap memberikan pendidikan yang layak bagi anak autis serta menjadi wadah
untuk mereka bersosialisasi seperti anak lainnya. “Meskipun kita tidak bisa berharap lebih dari mereka,
minimal di sini mereka bisa mendapatkan ilmu dan lebih ditonjolkan keahliannya,” kata Anita, Sekretaris
Indriya Foundation.
Ketika ditanya mengenai diakuinya pendidikan home schooling bagi anak autis saat ini, Anita mengatakan,
“Memang belum banyak yang mengetahui tentang pendidikan bagi anak autis saat ini, tapi bukan itu yang
penting, yang penting adalah mereka mendapatkan suatu wadah di mana mereka bisa berinteraksi dan
mendapatkan ilmu,” kata Anita.
Di AS, home schooling telah dilaksanakan baik lokal maupun nasional. Organisasi Home Schooling yang
bersifat nasional di AS adalah Islamic Home School Association of North America ((IHSANA), Jewish Home
Educator’s Network, and National Institute for Christian Home Education. (kiki)
(Disarikan dari artikel kuliah; Pendidikan Alternatif Sebuah Agenda Reformasi, Prof Dr Yusufhadi Miarso, Jurusan
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 1999)
32