Majalah Digital Kabari Vol: 2 April - Mei 2007 | Page 30
kabari: edukasi
PERKEMBANGAN pendidikan di Indonesia
saat ini sedang marak dengan hadirnya tren
belajar di rumah (Home schooling). Saat ini
home schooling sedang marak dibahas oleh
media, meskipun metode pendidikan efisien
yang bersifat kekeluargaan ini sudah muncul
sejak lama.
Apakah yang ada di benak anda tentang home schooling? Bukan berarti
anak-anak Indonesia menjadi seorang pemalas atau sekadar santai belajar
di rumah. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
pendidikan, ada beberapa metode pembelajaran yang dapat ditempuh
secara efisien bahkan praktis. Salah satunya home schooling.
30
Tapi apakah home schooling
juga berpengaruh baik untuk
mental anak-anak? Biasanya bagi
yang menjalankan sistem home
schooling, mereka mempunyai
komunitas sendiri, dan dapat
saling bersosialisasi. Meskipun
menggunakan istilah home
schooling, tidak melulu sang anak
harus belajar di rumah.
Peran orangtua memang
berpengaruh khususnya dalam
bidang pendidikan anaknya.
Beberapa alternatif yang dapat
ditempuh, misalnya kursus bahasa
asing, kumon, dan sempoa. Kendala
yang ada dan belum mendapat
jawaban yang akurat adalah
mengenai pengesahan ijazah dan
sosialisasi. Apakah home schooling
sudah diakui di Indonesia?
Home schooling berarti tidak
pergi ke sekolah dalam arti institusi
(sekolah konvensional), namun
materinya adalah yang diajarkan di
sekolah konvensional. Begitu pun
orangtua bisa memilih materi untuk
pengajaran bagi anak-anaknya.
Jadi tidak semua bahan pelajaran
diberikan ke anak. Orangtua juga
bisa ambil bagian, yaitu menjadi
guru untuk sang anak, namun bisa
juga memanggil guru dari luar untuk
mengajar dan sebagainya.
Mereka yang memutuskan untuk
menjadi home schooler biasanya
sebagian besar orang-orang yang
menerapkan sistem ini adalah
orang-orang yang pernah lama
mengikuti pendidikan di luar negeri.
Hal ini dilakukan karena kalau
meneruskan sekolah di Indonesia
biasanya membuat mereka turun
kelas.
Home schooling atau sekolah di
rumah ini semakin menjadi perhatian
dalam dua tahun terakhir ini.
Antara lain sejak begitu banyaknya
orangtua yang merasakan
bahwa suasana pembelajaran di
banyak sekolah sering kurang
mengedepankan kepentingan
terbaik bagi anak.
Bahkan dari sini muncul berbagai
sekolah alternatif. Misalnya
sekolah alam, yang mengajak
siswanya belajar lebih banyak di
alam. Anak tidak terlalu banyak
belajar dalam ruangan yang serba
kaku dan tertutup, namun lebih
banyak berada di alam bebas. Ada
pula sekolah alternatif lain yang
membebaskan anak untuk belajar