Majalah Digital Kabari Vol: 2 April - Mei 2007 | Page 18

kabari: jajanan BANDUNG sudah lama dikenal dengan julukan Paris van Java, Parisnya Jawa, kurang lebih begitu. Tapi beda dengan Paris “beneran” yang dikenal sebagai kota mode, Bandung boleh dibilang lebih menonjol dengan aneka makanan dan jajanannya. Bukan berarti mode tak berkembang di kota yang masih dingin, terutama di malam hari. Banyak mode pakaian yang lahir di kota ini dan kemudian menjadi trend setter. Menyusul makin lemahnya daya saing pakaian kita dengan negara lain, di Bandung justru makin berkembang mode buat bangsa sendiri. Tidak salah kan kalau kita cinta produk sendiri. Kabari di edisi kali ini mencoba sedikit bercerita tentang makanan dan jajanan di Bandung yang luar biasa banyaknya. Tentu tidak semua bisa kami ceritakan, dan itu bisa kami anggap utang yang harus kami lunasi di edisi-edisi mendatang, karena memang sangat banyak jajanan dan makanan yang “berkembang” di Bandung. Boleh dibilang sekarang “Bandung Lautan Jajanan”. Setiap akhir pekan ratusan bahkan ribuan mobil dan kendaraan umum lainnya mengantar orang Jakarta yang ingin berlibur ke Bandung. Jalan tol Cipularang membuat warga Jabodetabek (Jakarta, Bogor 18 Depok, Tangerang dan Bekasi) berbondong-bondong “menyerbu” Bandung. Berangkat Sore pulang pagi, atau berangkat subuh pulang larut malam makin biasa dilakukan hanya sekadar mencoba makanan dan jajanan di Bandung. Ada pepes nasi (benar, nasi dipepes, seperti ikan mas atau oncom dipepes), ada nasi bakar. Ah maafkan kami kalau membuat anda meneteskan air liur. Kita memang bisa memanjakan lidah dan perut, selain mata juga tentunya, di Bandung yang terasa makin dekat dengan Jakarta. Tapi baiklah, kami sedikit bercerita sedikit makanan yang ada di Bandung. Sekali lagi maaf kalau belum banyak yang bisa kami laporkan untuk anda. Janji kami, di edisi mendatang, kalau anda masih berminat, aneka makanan dari Bandung (yang memang masih banyak dan beragam) kami sajikan, khusus untuk pembaca kabari.