Majalah Digital Kabari Vol: 2 April - Mei 2007 | Page 12
kabari: musik
MUSE adalah band
asal Inggris yang
mempunyai ciri khas
kuat, yakni aliran
musiknya yang
merupakan
experimental
rock. Campuran
alternatif rock, progressif
rock dan kini mempunyai
ciri khas baru, yaitu electro
metal. Band Muse yang
terdiri dari Matthew Bellamy
(vokalis, gitaris dan piano),
Dominic Howard (drummer
dan perkusi) dan Chris
Woltenhome (bassis dan backing
vocal) awalnya berdiri pada sekitar
tahun 1990an.
Kemudian setelah melewati
waktu-waktu sulit, band ini berhasil
mengeluarkan album pertama
berjudul Showbiz (1999). Album
tersebut laku keras di pasaran
dan terjual 500.000 kopi. Muse
merupakan band yang mampu
melipatgandakan pendengar.
Pada tahun 2001, album Origin of
Symmetry terjual satu juta kopi dan
album ketiganya Absolution (2003)
terjual hingga dua juta kopi. Benarbenar prestasi luar biasa yang
mampu dicapai oleh sebuah band.
Di tahun ini Muse mengadakan
tour ke Australia dan beberapa
negara di Asia, antara lain Sydney,
Melbourne, Singapura dan
Indonesia. Adrie Subono, pimpinan
promotor Java Musikindo yang
mengundang Muse mengungkapkan
kesulitannya dalam membujuk band
ini agar mau tampil di Indonesia.
Apalagi dengan bencana banjir
yang baru-baru ini terjadi, membuat
pihak Muse sempat ragu tampil di
Indonesia. Namun Adrie berhasil
meyakinkan Muse dan band itu pun
setuju untuk tampil di Indonesia.
“Membujuknya susah sekali.
Butuh delapan bulan. Tapi akhirnya
mereka mau juga tampil di Jakarta,”
ucap Adrie dalam konferensi pers
yang diadakan di Gerbera Room,
Hotel Mulia, Jakarta Selatan, akhir
Februari lalu.
Pukul tujuh malam, penonton
12
mulai memadati arena konser.
Terlihat beberapa artis Indonesia
menghadiri konser ini, yaitu Ahmad
Dhani, Ian Kasela, Audy, Tora
Sudiro, Indra Birowo, Marcellino
Lefrandt, Mulan Kwok dan VJ Cathy.
Konser yang seharusnya pukul
20:00, akhirnya dimulai pada sekitar
pukul 20:30. “Halo Jakarta,” itulah
kata pertama yang diucapkan Matt,
sapaan akrab Matthew Bellamy
sang vokalis, ketika akan memulai
konser.
Konser diawali dengan lagu
Knight of Cydonia. Penonton festival
bergoyang-goyang mengikuti
irama. Penonton tribun yang
awalnya duduk manis menjadi
greget melihat penampilan Muse
dan ikut berdiri layaknya penonton
festival. Daerah tribun pun bergetar
mengikuti penonton festival, yang
berjingkrakan tanpa henti. Malam
itu Istora Senayan betul-betul
berguncang.
Konser Muse terasa begitu
memukau. Penonton terkesima
ketika melihat Matt, memainkan
bagian piano solo pada lagu
Hoodoo, Apocalypse Please dan
Feeling Good. Terasa sentuhan
karya pianis klasik era romantik
Sergei Rachmaninoff dalam lagulagu Muse, membuat band ini
mempunyai ciri khas yang kuat.
Para fans juga begitu kompak.
Mereka terus menyanyi di setiap
lagu, terutama pada lagu “Starlight”
mereka antusias dan ikut bertepuk
tangan dalam mengiringi lagu.
Setelah memainkan lagu
Starlight, mereka masuk ke balik
panggung. Penonton dengan
kompak langsung berteriak “We
want more” berulangkali. Hingga
akhirnya beberapa menit kemudian
band ini keluar dan kembali
memainkan lagu-lagunya. Muse
benar-benar spektakuler. Hanya
beristirahat beberapa menit, mereka
mampu membawakan 17 lagu nonstop.
Seorang fans mengaku
mengidolakan Muse sejak pertama
mengeluarkan album di tahun 1999.
Namun agak susah untuk mencari
album tersebut karena Muse masih
belum dikenal di Indonesia. Tetapi
sekarang hal itu berbeda. Saat ini
album keempat Muse Black Hole &
Revelations cukup laris di pasaran.
Hal ini terlihat karena di beberapa
toko kaset album keempat tersebut
habis terjual.(chika)