Majalah Digital Kabari Edisi 122 - 2017 | Page 14

14 FILM “Kalau kita laki-laki Kartini itu adalah perempuan yang kita cintai, semestinya yang kita cintai yaitu ibu kita, adik kita, istri kita, dan pacar kita, itulah Kartini sebetulnya di era sekarang,” “Sekarang orang bisa menggunakan nama perempuan dengan gampang. Misalnya Sri Mulyani, orang tau bahwa beliau adalah seorang Menteri Keuangan, dan Susi Pudjiastuti adalah Menteri Kelautan,” jelas Hanung. Namun, Kartini berbeda dengan wanita ningrat zaman itu. Ia ingin dipanggil hanya dengan nama tanpa gelar yang mengikutinya. “Panggil aku Kartini saja tanpa perlu embel-embel yang lain, misi dari film ini sebenarnya itu, dan pesannya sekarang yaitu Kartini adalah kita” tegas Hanung. Dikatakan Hanung, Kartini adalah pemberontak. Namun, pemberontak dalam arti positif. Pemberontak untuk kaumnya. Ketika timbul sesuatu yang mengekang kebebasan perempuan, maka Kartini akan memberontak. Pemberontakan kartini bukan hanya emosional, namun pemberontakan yang bersifat intelektual. Kartini memberontak, bukan karena ingin bebas tanpa adanya aturan. Pada dasarnya Kartini ingin mengembalikan harkat perempuan pada kehendaknya sebagai perempuan yang mandiri. “Perempuan tetap pada  nature-nya mengandung, melahirkan, menyusui, menstruasi. Empat hal itu tidak bisa ditinggalkan, tetapi hal-hal yang sifatnya diluar itu, itu menjadi hak perempuan yaitu pendidikan,” terang Hanung, Jika perempuan tidak mengenyam pendidikan, bagaimana seorang ibu bisa mendidik anaknya. Karena itu, menurut Hanung, perempuan harus pintar, dan memiliki wawasan. Agar bisa menjadi penolong yang sepadan bagi suami. “Jadi perempuan harus lebih pintar dari suaminya, sebetulnya untuk mengimbangi suaminya bukan untuk ngakali suaminya,” tegas Hanung. Meski demikian, perempuan juga harus memiliki kemandirian, dan keterampilan. Tidak hanya terampil memasak saja, namun terampil dalam segala hal. “Misalnya terampil dalam bidang bisnis, terampil dalam hal mencari uang, terampil membuat sesuatu, terampil membuat film, terampil melukis, terampil menulis. Whatever yang penting perempuan itu terampil. Buat apa? Untuk membantu perekonomian suaminya,” katanya. Film Kartini diharapakan bisa menjadi inspirasi bagi semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan. (Kabari1008) untuk SHARE Artikel ini klik www.Kabarinews.com/92707 Kabari Kabari ® California California Media Media International, International, Inc Inc DBA DBA Kabari Kabari ®