COVER STORY
11
Tapi saat yang sama belum merata karena sekarang anak
umur 15 tahun dipaksa menikah di Rembang saat ini
karena memang adat. Sudah maju tapi belum merata.
Alhamdulilah kita udah bisa berkarir bisa apa saja. Cuma
masih juga ada yang kena pelecehan seksual, jadi kita
tetap harus mengedukasi masyarakat untuk kesetaraan
gender itu memang terus dilaksanakan,” terang Dian
yang merampungkan studi S2 Magister Management,
Universitas Indonesia dengan presidekat cum laude.
TANTANGAN
Bukan perkara mudah dalam memerankan tokoh
Kartini bagi Dian. Karena ia harus memotret kehidupan
Kartini puluhan tahun silam. Dimulai saat Kartini
dipingit hingga perjuangannya menuntut kesetaraan
hak perempuan dan kaum miskin dalam mengejar
pendidikan.
Pemeran Daya dalam film Pasir Berbisik ini mengaku
tantangan terbesar dalam memerankan sosok Kartini
adalah mempelajari bahasa Belanda dan bahasa Jawa.
“Yang paling susah adalah bahasa Belandanya karena
di sini banyak berkomunikasi sama orang Belanda. Saat
kita akting bahasa Belanda kita harus ngerti artinya,” aku
Dian.
Banyak pembelajaran dari kisah Kartini yang sangat
inpiratif baginya. Salah satunya penguasaan bahasa
Jawa yang lebih baik. “Mungkin saat itu yah, pas waktu
syuting pengaruh banget yang masih ke bawa sampai
sekarang adalah saya jadi lebih ngerti bahasa Jawa, saya
lebih luwes bahasa Jawa Ngoko, saya bisa ngomong sama
pegawai rumah tangga saya pakai bahasa Jawa,” katanya
tersenyum. (Kabari1006)
dok. Legacy Pictures
Kabarinews.com
Kabari