Majalah Digital Kabari Edisi 119 - 2017 | Page 16

16
COVER STORY

Membangun Tangan Pengharapan tidak mudah .

Membutuhkan komitmen yang tinggi . Karena yang diutamakan adalah kepentingan orang banyak . Selama hampir satu dekade membangun Tangan Pengharapan , Henny melihat tangan Tuhan yang selalu menolongnya . Apalagi Tangan Pengharapan tidak memiliki donator tetap . “ Donator tetap tidak ada tapi anugerah Tuhan yang selalu tersedia . Tidak pernah kekurangan ,” ucapnya optimis .
Meski begitu , ada salah satu fase di mana kebutuhan yang sangat banyak tapi dana yang dimiliki terbatas . “ Suatu hari di tahun 2013 , setelah transfer uang untuk makan ke berbagai titik , uang yang tinggal sedikit . Saya stres berat , ke kamar mandi , duduk di shower dan air mengalir . Saya berdoa bilang gini sama Tuhan . ‘ Tuhan saya ga mau tau uang dari mana , kalau sampai ga ada uang untuk ngasih makan anakorangtua sudah mampu , kami bisa menolong orang lain . Umumnya di Desa Pepe itu sebagian besar para petani jagung ,” kata Henny yang dibantu lebih dari 100 orang di Tangan Pengharapan .
Tak hanya di Desa Pepe saja , pemberian modal usaha ini juga diberikan di Kalimatan Barat . “ Itu ga bisa balikin itu karena gagal panen , karena cuaca ga nentu , bukan salah mereka . Kalau petani kita kasih waktu 6 bulan , setelah panen harus dilunasi , tidak dicicil . Tapi kalau usaha warung , dicicil 10 bulan , jadi 10 persen dari pinjaman mereka kembalikan tiap bulan ,” tukasnya .
Program pemberdayaan ini menyangkut program pelatihan singkat di daerah . Seperti Rumah Sayur Organik , pupuk kompos , pestisida alami , arang batok kelapa , sistem perairan , pompa hidrolik , solar panel dan pengembangan ternak . “ Kami modali anak-anak di Sumba Barat Daya , tepatnya bibit ternak babi , kami modal 7 anak babi untuk 7 anak , mereka pelihara dan ketika babi beranak mereka harus bagi kepada 12
anak dibawahnya . Itu sudah berjalan 3 kali dari 7 ekor babi , sekarang sudah 30-an ekor babi dan akan terus berjalan . Kami buat di Atambua NTT ga jalan , jadi kami lihat karakter desa ,” terangnya .
Ketiga , Klinik Berjalan . “ Kami buat di NTT saja karena kasus gizi buruk tinggi , ibu-ibu yang melahirkan mati tinggi , fasilitas medis kurang , jarak ke Puskesmas jauh . Mobile clinic masuk ke Timur Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan . Jadi menjangkau masyarakat tidak mampu setiap minggunya . Jujur sampai sekarang kami belum punya staf dokter full time karena sulit menemukan dokter yang mau full time tinggal di daerah , akhirnya kami hars membayar dokter . Kami kasih transport dan biaya fee per hari berapa , juga apoteker dan perawat ,” kata Henny yang rutin tiap bulan ke daerah-daerah . ( Kabari1009 )
SELALU DICUKUPI TUHAN
anak , saya pulang ke Australia . Yayasan ini punya Tuhan , anakanak ini punya Tuhan . Saya ini cuma salurannya Tuhan , saya mau mempercayakan keuangan tak terbatas dari surga ada untuk saya . Saya bilang sama Tuhan , saya mau menghidupi kemustahilan . Karena saya ini ga cari apa-apa loh , saya ga cari ketenaran , saya ngga cari posisi . Saya cuma ingat bahwa hidup kita hanya sekali . Suatu hari kita ga ada lagi , apa yang bisa kita tinggalin untuk negeri ini . Saya ingin hidup saya ini dikenang oleh anak-anak Indonesia sebagai pahlawan buat mereka ,” kata Henny dengan air mata yang bercucuran .
Ia mengaku sedih melihat anak-anak Indonesia . “ Ketidakmerataan pendidikan , ketidakadilan . Bagaimana anak-anak disiksa orangtua yang bukan orangtua mereka , yang ga sayang tapi hanya menggunakan tenaga mereka . Saya menyelamatkan anak-anak korban kekerasan di NTT , hati saya
Kabari ® California Media International , Inc DBA Kabari