Majalah Digital Kabari Edisi 117 - 2016 | Page 34

34 KISAH Beruntung, nasib buruknya berakhir. Setelah berhasil meloloskan diri dia menemui Shandra dan meminta pertolongan karena tidak memiliki identitas. Dia datang kepada saya, kata Shandra dan menyampaikan bahwa dirinya sudah meminta permohonan paspor tapi tidak juga diproses. “Kita ini WNI, identitas WNI selama di luar negeri adalah paspor, apabila kita tidak ada, apa identitas kita?” ungkap ibu dua anak itu. Shandra mengatakan semestinya pejabat perwakilan pemerintah melihat alasan utama kenapa sampai pemohon kehilangan paspor atau mencoba menemukan masalah yang dihadapi dan tidak langsung mengambil tindakan deportasi karena menilai pemohon bermasalah. “Karena mendapat ancaman deportasi saya langsung menghubungi Deplu yang ada di New York, dengan membawa surat dari Yayasan kami (Mentari) dan membawa yang bersangkutan, akhirnya kami dibantu” terangnya. Dari kasus yang ditemui, Shandra dan teman-teman banyak berperan, tidak hanya menemukan korban, tapi juga memberi semangat dan solusi kepada para Cinta untuk berbicara kepada anak-anak, mereka sangat berharga Kabari ® California Media International, Inc DBA Kabari Foto: dok. Pribadi bekerja di New York dengan gaji yang tidak sesuai perjanjian, disiksa dan diperlakukan tidak manusiawi, bahkan dari pengakuan korban terungkap dirinya juga dipekerjakan untuk menjaga anak-anak diplomat yang lain. “Dia bekerja antara 16-18 jam, digaji hanya 400 US dollar selama empat tahun, disekap, disiksa tidak hanya fisik tapi juga kata-kata. Ini membuat korban menjadi sangat ‘kecil’ (tidak berdaya), banyak ancaman yang didapatkan termasuk diancam penjara atau dipulangkan, paspor diambil. Ini tidak benar, tidak beradab” katanya kesal. “Kita harus memperlakukan manusia secara beradab, tapi kenyataannya ini tidak” imbuhnya lagi.