SAJI
|55
K MAMAT’
B
erawal dari warung gerobak yang sangat
sederhana Cak Mamat memulai usahanya
sejak tahun 1999 di bilangan Jl. Dr Sumarno
tepatnya di samping Gedung Pengadilan Tinggi Jakarta
Timur. Dibantu anak dan istrinya, Cak Mamat merintis
usaha nasi bebek dari nol. Rasa memang tak bisa
bohong, pelanggan satu persatu mulai berdatangan dan
menandai nasi bebek Cak Mamat sebagai satu kuliner
yang wajib dicoba.
Seiring waktu dan ketekunan nasi bebek khas Madura
yang dulu dijual dengan gerobak kecil kini menjadi
rumah makan bebek yang cukup besar dan terkenal di
kalangan pecinta kuliner Jakarta Timur dan sekitarnya
dengan sebutan Nasi Bebek Walikota.
Sayangnya Kabari tidak bisa menjumpai Cak Mamat,
beliau wafat belum lama ini. Usaha keluarga ini kemudian
Kabarinews.com
diteruskan oleh istrinya Tofifah dan saudaranya H. Jainal
yang dipercaya untuk mengurus ‘dapur rahasia’ keluarga.
“Resep rahasia milik keluarga dari Cak Mamat
memang sangat dijaga kerahasiaannya“ ucap H.Jainal
sebagai pengurus dapur.
H. Jainal memaparkan yang membedakan nasi bebek
Walikota dengan nasi bebek pada umumnya adalah cara
pengolahannya. Bebek di sini, kata H. Jainal diolah dengan
cara tradisional. Proses memasak bisa memakan waktu 3
sampai 4 jam di atas tungku yang masih mengandalkan
kayu. “Proses pembakaran ini yang membuat daging
bebek kami terasa empuk dan pedas gurihnya sangat
meresap pada setiap dagingnya” paparnya.
Nasi bebek Walikota memang sangat tekenal dengan
rasa pedasnya yang ‘membakar’ lidah sehingga membuat
para pecinta kuliner pedas bercucuran keringat saat
Kabari