Majalah Digital Kabari Edisi 115 - 2016 | Page 55

SAJI |55 K MAMAT’ B erawal dari warung gerobak yang sangat sederhana Cak Mamat memulai usahanya sejak tahun 1999 di bilangan Jl. Dr Sumarno tepatnya di samping Gedung Pengadilan Tinggi Jakarta Timur. Dibantu anak dan istrinya, Cak Mamat merintis usaha nasi bebek dari nol. Rasa memang tak bisa bohong, pelanggan satu persatu mulai berdatangan dan menandai nasi bebek Cak Mamat sebagai satu kuliner yang wajib dicoba. Seiring waktu dan ketekunan nasi bebek khas Madura yang dulu dijual dengan gerobak kecil kini menjadi rumah makan bebek yang cukup besar dan terkenal di kalangan pecinta kuliner Jakarta Timur dan sekitarnya dengan sebutan Nasi Bebek Walikota. Sayangnya Kabari tidak bisa menjumpai Cak Mamat, beliau wafat belum lama ini. Usaha keluarga ini kemudian Kabarinews.com diteruskan oleh istrinya Tofifah dan saudaranya H. Jainal yang dipercaya untuk mengurus ‘dapur rahasia’ keluarga. “Resep rahasia milik keluarga dari Cak Mamat memang sangat dijaga kerahasiaannya“ ucap H.Jainal sebagai pengurus dapur. H. Jainal memaparkan yang membedakan nasi bebek Walikota dengan nasi bebek pada umumnya adalah cara pengolahannya. Bebek di sini, kata H. Jainal diolah dengan cara tradisional. Proses memasak bisa memakan waktu 3 sampai 4 jam di atas tungku yang masih mengandalkan kayu. “Proses pembakaran ini yang membuat daging bebek kami terasa empuk dan pedas gurihnya sangat meresap pada setiap dagingnya” paparnya. Nasi bebek Walikota memang sangat tekenal dengan rasa pedasnya yang ‘membakar’ lidah sehingga membuat para pecinta kuliner pedas bercucuran keringat saat Kabari