Majalah Digital Kabari Edisi 113 - 2016 | Page 39

SERBA SERBI sebagai nelayan. Laki-lakinya melaut sejak dini hari untuk mencari ikan kerapu atau ikan teri, yang kemudian dikeringkan dan dijual ke daerah lain. Gili Labak juga menjadi pusat ikan kering bagi desa-desa di sekitar pulau. Masyarakat desa di luar Gili Labak, beraktivitas memproses hingga menjual ikan kering di Gili labak atau bisa dikatakan sebagai pengepulikan kering. Setelah itu, ikan kering akan dijual ke daerah Paiton atau ke Probolinggo.  Perkembangan industri pariwisata di Dusun Lembana, mulai menggeliat sejak tahun 2014. Kini tidak hanya dikenal oleh masyarakat lokal atau domestik, namun sudah dikenal hingga mancanegara dengan seringnya wisatawan mancanegara datang ke Gili Labak. Beberapa wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali kemudian melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo sekaligus untun berwisata ke Gili Labak melalui Pelabuhan Jarak, Situbondo, karena jaraknya lebih dekat di bandingkan melalui Pelabuhan Kalianget. |39 Potensi pariwisata di Gili Labak yang dikenal dengan Hidden Paradise memang belum tersentuh dan digarap dengan maksimal. Fasilitas dan akomodasi, serta transportasi yang memadai belum maksimal.  Hal itu juga diakui oleh Disbudparpora Kabupaten Sumenep, melalui Sekretarisnya, Agus Rahman yang mengatakan, memang perlu kerja keras untuk mengatasi sampah dan memaksimalkan potensi wisata di Gili Labak. Menurutnya, pihaknya akan memperbaiki dan sinergi dengan masyarakat sebagai garda penyambut wisatawan dan juga dengan pihak investor untuk menggali dan mengembangkan potensi pariwisata Gili Labak. (1022)