Majalah Digital Kabari Edisi 110 - 2016 | Page 40

40 | SERBA SERBI mempunyai ukuran panjang sekitar 1 meter dan berdiameter kecil yang disesuaikan dengan ukuran manikmanik yang dikehendaki. Pada saat pembakaran yang kedua, pengrajin menaburkan bubuk pewarna (pigmen keramik) untuk menghasilkan warna kaca yang diinginkan. Selama ini pengrajin masih mengalami kesulitan untuk menghasilkan degradasi warnawarna tertentu, karena saat kaca meleleh menjadi bubur akan berubah masa jenisnya jika sudah dalam kondisi dingin terkena udara. Selain itu pengrajin masih menggunakan cara tradisional atau mengandalkan instingnya dalam melakukan takaran pencampuran warna. Bahkan sudah puluhan tahun para pengrajin manik-manik dari desa Gambang ini melakukan uji coba pewarnaan yang sesuai dengan pesanan konsumennya. Terkadang warna yang dinginkan dalam satu periode produksi bisa sama. Namun terkadang juga dalam masa periode produksi berikutnya warna yang diinginkan Kabari hanya mendekati kesamaan. Tahap ketiga, di sini mulailah membentuk motif manik-manik yang dibentuk dengan cara dibakar menggunakan kompor bermata satu dan dengan suhu yang lebih rendah dibanding dalam tahapan pembakaran kedua .Dengan kawat stenlis yang berukuran kecil, stik kaca dibakar hingga menempel di kawat stenlis sambil diputar perlahan-lahan. Fungsi kawat stenlis sebagai poros selain sekaligus berfungsi untuk menghasilkan lubang pada manikmanik. Saat itu juga pengrajin bisa mengkombinasikan warna-warna dari beberapa stik kaca yang sudah diberi pewarna. Semakin warnanya bervariasi, semakin mahal pula harganya, karena di sinilah tingkat kesulitannya lebih tinggi. Langkah berikutnya, bubur kaca yang sudah terbentuk menjadi manik-manik akan didiamkan selama beberapa jam agar suhu turun sehingga akan mudah untuk melapakan manik-manik dari poros yang terbuat dari kawat baja. Manik- manik akan dilepas dari porosnya yang kemudian dibersihkan dan dilakukan proses finishing untuk menghasilkan manik-manik yang sesuai dengan pesanan. Proses berikutnya adalah merangkai manik-manik hingga menjadi bentuk produk yang diinginkan pemesan atau sekedar untuk melayani konsumen yang datang membelinya. Proses merangkai membutuhkan keuletan dan kesabaran sehingga akan memakan waktu yang lebih lama. Selain itu sebagai langkah untuk pencapaian terget, para pengrajin manik-manik memanfaatkan tenaga lokal sebagai plasmanya. Plasmaplasma kerajinan manik-manik di desa Gambang sudah terbentuk dari dulu sampai dengan sekarang hingga akhirnya Desa Gambang menjadi sentra pengrajin manik-manik. Desain dan Jenis Produk Pengrajin manik-manik desa Gambang terus melakukan inovasi desain dengan mengasah diri sebagai penguat ketrampilannya. Karena ® California Media International, Inc DBA Kabari