16 |COVER STORY
dilakukan terus menerus dari senin sampai sabtu, tahun
ini akan fokus ke PON dan tahun depan baru akan ke Sea
Games”
Dinda bercerita di antara semua kejuaraan yang
pernah diikutinya, ada satu moment yang tidak bisa
dilupakan olehnya, yaitu saat dirinya berhadapan dengan
sang bunda di Asia Grand Prix 2007 di Iran. Saat itu atlet
dari negara lain sudah tumbang kecuali Indonesia. Jadi,
mau tak mau untuk memperebutkan medali emas dan
perak hanya dari Indonesia. Atlet panahan yang tersisa
saat itu hanyalah Dinda dan bundanya sendiri. Namun
dia harus menyerah, bunda akhirnya dapat emas dan dia
dapat perak. Yang kedua, saat world cup 2007 di Inggris.
Dinda satu tim dengan Mama, Tante Lilies Herliati, adik
bunda dan berhasil memperoleh perunggu.
Dan tentu untuk mempertahankan prestasi, bukanlah
hal yang mudah. Dinda terus memacu dirinya untuk
melakukan latihan fisik dan panahan ditambah dengan
latihan tambahan berupa visualisasi image training.
“Latihan tambahan ini pening untuk meningkatkan focus
di lapangan” tuturnya. Menurut Dinda, kunci untuk
Kabari
menjadi atlet panahan yang berhasil adalah ketekunan,
karena menjadi atlet panahan harus rajin untuk berlatih.
Kalau banyak berlatih siapapun pasti bisa menjadi
pemanah yang terbaik.
Di kedepannya Dinda memiliki harapan, salah satunya
mengembangkan klub panahan dan membesarkan lagi
klub panahannya. Baginya dunia panahan di Indonesia
sekarang ini jauh lebih berkembang dibanding waktu
dirinya masih sekolah. “Banyak anak-anak muda yang
suka panahan. Di Surabaya sendiri lebih dari seratusan
anak yang ikut panahan. Dan saya harapkan masyarakat
Indonesia juga lebih mengenal olahraga ini” pungkasnya.
(1009)
® California Media International, Inc DBA Kabari