24 | SERBA SERBI
Menurut Parwez pemangku perfilman
perlu bersatu dan saling membantu untuk
membangun perfilman Indonesia dari hulu
sampai hilir.
FILM NASIONAL PERGULATAN
MENGHADAPI PERUBAHAN
H
ampir sebagian besar sineas Indonesia
kini bekerja dalam lingkaran rekayasa
teknologi digital sebagai bentuk
kebebasan dan identitas serta rasa percaya diri.
Sebuah pertanda terjadinya perubahan besar
atas industri perfilman di Indonesia dengan misi
membangun sinema Indonesia masa kini. Dengan
teknologi (digital) itu karya seni modern dan paling
kompleks ini lahir dari rahim yang dirancang penuh
rekayasa dan keniscayaan menjadi karya seni paling
modern yang mewakili zamannya.
Era baru perfilman nasional telah bangkit.
Pernyataan ini justru datang dari Produser dan tokoh
perfilman yang paling produktif saat ini, Chand
Parwez, yang selama ini menguasai mainstream
industri film komersil negeri ini. Ucapan ini perlu
diruntut kemana sejatinya ungkapan ini hendak
Kabari
dituju kalau dihitung dalam nilai secara ekonomi
dan nilai karya sebagai produk budaya. Yang perlu
disimak malah para pemerhati dan penggiat yang
menyuarakan nada pesimistis oleh perubahan visi
dalam tema-tema sineas melihat sosial yang akrab
dengan perubahan. Pertanyaan, himbauan hingga
tuntutan disuarakan dengan tujuan sebagaimana
harapan di masa lalu, film Indonesia menjadi tuan di
Negeri sendiri. Seperti penonton telah meninggalkan
film Indonesia, atau bioskop menganak tirikan
film Nasional, muncul pula tuntutan perlunya
penambahan dan menghidupkan kembali jumlah
bioskop, dan banyak ungkapan dan desah bernada
ketidakberdayaan. Biarpun ada juga optimisme oleh
raihan keuntungan (dari film dengan biaya murah),
dan sukses dalam menjelajah festival-festival
mancanegara industri film di Indonesia masih
® California Media International, Inc DBA Kabari