|61
Opick, pemilik toko kaset
K
i n i , toko kasetnya ini. Toko kaset yang sekarang dihuni
s e j a l a n oleh ribuan kaset itu didirikan olehnya pada tahun
s e m a k i n 1999 silam. Modalnya cukup sederhana, hanya
b e r k u r a n g n y a kecintaan dirinya terhadap musik dan jumlah kaset
produksi kaset dan yang hanya berjumlah 24 kaset. Kala itu Opick gelar
CD, toko-toko musik lapak seadanya yang penting kaset radio dari artis
pun
kelimpungan mancangera dan dalam negerinya dapat terjual.
alih-alih tak jarang “Dari dulu sampai sekarang lapak saya masih tetap
yang memilih untuk disini gak pindah-pindah” kata Opick.
Sejalan dengan semakin berminat orang untuk
gulung tikar. Sebut saja
toko kaset dan CD semisal membeli kaset radio, terlebih lagi booming kaset
Aquarius dan Disc Tarra. Tepat yang terjadi pada rentang waktu 1999-2007 usaha
di malam pergantian tahun baru 2016, Opick pun semakin berkembang. Awalnya berjualan
puluhan kaset, namun di tahun 2016
31 Desember 2015 secara resmi
“Dari
media
sosial
kaset-kaset
saya
Opick tak ingat lagi berapa kaset
jaringan toko CD raksasa Disc
Tarra menghentikan kegiatan bisa menyebar kemana-mana tidak yang dimilikinya. Dia pun kewalahan
operasionalnya. Nah, yang jadi hanya Jakarta, kemarin-kemarin ada saat ditanya berapa banyak kaset
pertanyaan dimana kita akan yang beli kaset Indonesia di luar negeri” yang ada di tokonya. “Wah saya
sendiri tidak tahu jumlah kaset saya
mencari kaset ataupun CD
sekarang”
katanya
sambil tertawa.
ketika tak ada lagi toko musik yang menjualnya?
Opick bilang mendapatkan kaset-kasetnya dari
Siang itu di sebuah toko kaset bekas atau second
wilayah Jatinegara tepatnya di pinggiran jalan banyak sumber, bisa dari pemulung, kolektor, barter
dekat lapangan Urip Soemaharjo, Opick sedang dengan orang menjual kaset kepada dirinya, dan
asik bercengkrama bersama temannya. Sayup- yang lainnya. Memang, tidak semua kaset yang dia
sayup terdengar mereka sedang asik membicarakan terima dalam kondisi prima. Untuk mengembalikan
penggrebekan polisi di Berlan, Jakarta Timur, kaset agar layak dengar, Opick memperbaiki kasetyang menewaskan seorang polisi gara-gara kaset tersebut. Lantas barulah kaset itu dijual
menghindar dari amukan bandar narkoba. Mereka dengan harga yang telah disesuaikan.
Rata-rata kaset dari artis luar negeri dan dalam
menyayangkan kenapa polisi dapat kalah dengan
negeri
Opick bandrol dari yang seharga Rp 15.000
para bandar narkoba, bukankah polisi memiliki
kekuatan untuk melumpuhkannya. Mereka pikir sampai ratusan ribu. Kaset seharga ratusan ribu
biasanya adalah kaset langka yang diproduksi tahun
mungkin polisi sedang naas di hari itu.
Selang tak lama Opick pun bicara “Mas saya 1960-1970 yang diburu oleh para kolektor musik.
tinggal shalat dulu ya, sebelum telat” katanya “Biasanya yang dicari orang itu adalah kaset musisi
kepada Kabari. Belumlah sejam lama menunggu, Indonesia lama, harga kaset bisa mahal, kayak
Opick kembali dan bercerita kepada Kabari perihal album Iwan Fals waktu awal-awal berkarir di tahun
Kabarinews.com
Kabari