Majalah Digital Kabari Edisi 100 - 2015 | Page 28

EKSKLUSIF EKSKLUSIF Dengan putri tersayang, Vtisqha Bersama Marie Elka Pangestu, mantan Menparekraf Dengan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil Tentu, apa yang dilakukan olehnya penuh dengan tantangan. Sebab, dunia digital merupakan dunia yang baru. Di Indonesia sendiri pengguna media sosial cukup aktif dengan jumlah yang fantastis mencapai puluhan juta. Di situlah, kata Shinta, brand atau perusahaan berperan dalam mengelola digital marketing-nya. Perusahaan yang sifatnya multinasional sudah banyak yang peduli tentang keberadaan dan manfaat dari menerapkan fungsi digital agency bagi perusahaannnya jika merujuk pada kenyataan banyaknya pengguna aktif media sosial di Indonesia. Mau tidak mau perusahaan dan branding harus berkecimpung di ranah ini. SVA Technology Alliance Demi memajukan perkembangan dunia digital di Indonesia, Shinta banyak melakukan mentoring bagi start up dan banyak membantu perusahan berbasis digital yang baru. “Saya mencoba membantu apa yang saya dapatkan selama 18 tahun. Karena itu saya sering diundang sebagai dosen tamu di universitasuniversitas,” katanya. “Sejak 2001 Bubu mengadakan Bubu Award sebagai sebuah pentas penghargaan bagi kaum yang berkiprah di dunia digital di Indonesia. Konferensi start up di mana dalam event tersebut diundang para pembicara dari luar negeri, semisal dari Facebook, Amazon, dan Ebay”. Tahun lalu bersama Sonia Lontoh, Felice Beckman, Alex Beckman di Silicon Valley, Shinta mendirikan organisasi non profit yang dinamakan Silicon Valley Asia Technology Alliance (SVA Technology Alliance). SVA Technology Alliance ini berperan sebagai sumber informasi dan komunikasi untuk pemain teknologi di Amerika Serikat yang tertarik pada pasar Indonesia atau sebaliknya. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekosistem start up teknologi negara kepulauan ini dengan memberikan akses ke mentor yang tepat dan investor dari Silicon Valley. “SVA Technology Alliance ini dibuat untuk membangun jembatan antara teknologi Industri IT dan Silicon Valley. Di situ kami ingin membantu Indonesia belajar dari Silicon Valley dan membawa sesuatu dari sana untuk membantu Indonesia,” kata Shinta. “Peluangnya sangat besar asal kita harus belajar dan mau tidak mau menerima bantuan dari luar dan saling bekerja sama. Saya melihat banyak inkubator lokal yang bekerja sama dengan inkubator luar negeri, dan banyak belajar dari luar. Semoga ekosistem dunia teknologi sekarang semakin membaik dan mendorong lebih Bersama pendiri Facebook, Mark Zuckerberg banyak angel investor yang melakukan investasi kepada perusahaan tech start up yang baru.” Hanya saja untuk menjamin agar ekosistem itu terus berjalan dengan baik, diperlukan Infrastruktur yang menunjang dan kebijakan pemerintah yang jelas. Shinta masih belum melihat kebijakan untuk e-commerce di Indonesia, sedangkan banyak pemain e-commerce di Indonesia. “Dibutuhkan kebijakan yang jelas bagi kedua belah pihak dari player sampai konsumennya. Kita harus dorong, karena perubahan teknologi di Indonesia begitu cepat. Kita harus beradaptasi dan menciptakan ekosistem yang menguntungkan bagi semua pihak,” katanya. Mendirikan Start Up Butuh Mental Baja Berbicara soal prospek dunia digital di Indonesia, Shinta mengatakan sangat menjanjikan karena seperti yang dicontohkan dari pengguna internet yang meningkat, begitu pula pengguna mobile yang sangat besar di Indonesia. Alhasil, market-nya sangat besar dan memiliki potensi yang luar biasa. Sekarang Shinta melihat banyak anak muda yang berminat terhadap dunia IT. Bersama Andreas B, Head of growth in Path Anak muda yang baru lulus memilih jalan hidupnya menjadi entrepreneur. Tetapi patut