EKSKLUSIF
EKSKLUSIF
Dengan putri tersayang, Vtisqha
Bersama Marie Elka Pangestu, mantan Menparekraf
Dengan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil
Tentu, apa yang dilakukan olehnya penuh dengan
tantangan. Sebab, dunia digital merupakan dunia yang baru.
Di Indonesia sendiri pengguna media sosial cukup aktif dengan
jumlah yang fantastis mencapai puluhan juta. Di situlah, kata
Shinta, brand atau perusahaan berperan dalam mengelola
digital marketing-nya. Perusahaan yang sifatnya multinasional
sudah banyak yang peduli tentang keberadaan dan manfaat
dari menerapkan fungsi digital agency bagi perusahaannnya
jika merujuk pada kenyataan banyaknya pengguna aktif media
sosial di Indonesia. Mau tidak mau perusahaan dan branding
harus berkecimpung di ranah ini.
SVA Technology Alliance
Demi memajukan perkembangan dunia digital di Indonesia,
Shinta banyak melakukan mentoring bagi start up dan banyak
membantu perusahan berbasis digital yang baru. “Saya mencoba
membantu apa yang saya dapatkan selama 18 tahun. Karena
itu saya sering diundang sebagai dosen tamu di universitasuniversitas,” katanya. “Sejak 2001 Bubu mengadakan Bubu
Award sebagai sebuah pentas penghargaan bagi kaum yang
berkiprah di dunia digital di Indonesia. Konferensi start up di
mana dalam event tersebut diundang para pembicara dari luar
negeri, semisal dari Facebook, Amazon, dan Ebay”.
Tahun lalu bersama Sonia Lontoh,
Felice Beckman, Alex Beckman di Silicon
Valley, Shinta mendirikan organisasi non
profit yang dinamakan Silicon Valley Asia
Technology Alliance (SVA Technology
Alliance). SVA Technology Alliance ini
berperan sebagai sumber informasi dan
komunikasi untuk pemain teknologi di
Amerika Serikat yang tertarik pada pasar
Indonesia atau sebaliknya.
Tujuan utamanya adalah untuk
mendorong pertumbuhan ekosistem
start up teknologi negara kepulauan ini
dengan memberikan akses ke mentor
yang tepat dan investor dari Silicon
Valley. “SVA Technology Alliance ini
dibuat untuk membangun jembatan
antara teknologi Industri IT dan Silicon
Valley. Di situ kami ingin membantu
Indonesia belajar dari Silicon Valley
dan membawa sesuatu dari sana untuk
membantu Indonesia,” kata Shinta.
“Peluangnya sangat besar asal
kita harus belajar dan mau tidak
mau menerima bantuan dari luar dan
saling bekerja sama. Saya melihat
banyak inkubator lokal yang bekerja
sama dengan inkubator luar negeri,
dan banyak belajar dari luar. Semoga
ekosistem dunia teknologi sekarang
semakin membaik dan mendorong lebih
Bersama pendiri Facebook, Mark Zuckerberg
banyak angel investor yang melakukan
investasi kepada perusahaan tech start
up yang baru.”
Hanya saja untuk menjamin agar
ekosistem itu terus berjalan dengan baik,
diperlukan Infrastruktur yang menunjang
dan kebijakan pemerintah yang jelas.
Shinta masih belum melihat kebijakan
untuk
e-commerce di Indonesia,
sedangkan banyak pemain e-commerce
di Indonesia. “Dibutuhkan kebijakan
yang jelas bagi kedua belah pihak dari
player sampai konsumennya. Kita harus
dorong, karena perubahan teknologi
di Indonesia begitu cepat. Kita harus
beradaptasi dan menciptakan ekosistem
yang menguntungkan bagi semua
pihak,” katanya.
Mendirikan Start Up
Butuh Mental Baja
Berbicara soal prospek dunia
digital di Indonesia, Shinta mengatakan
sangat menjanjikan karena seperti yang
dicontohkan dari pengguna internet
yang meningkat, begitu pula pengguna
mobile yang sangat besar di Indonesia.
Alhasil, market-nya sangat besar dan
memiliki potensi yang luar biasa.
Sekarang Shinta melihat banyak anak
muda yang berminat terhadap dunia IT.
Bersama Andreas B, Head of growth in Path
Anak muda yang baru lulus memilih jalan
hidupnya menjadi entrepreneur. Tetapi
patut