Majalah Digital Kabari Vol: 10 Desember 2007 - Januari 2008 | Page 46
kabari: jalan jalan
Sejatinya
penginapan bukan
sekedar untuk
tidur, melainkan
menjadi ruang
kontemplasi bagi
penghuninya.
Sehingga,
ketika rasa penat
dilepaskan,
energi baru akan
menyergap.
Di Homestay
Sambil Belajar Gamelan
S
alah satu penginapan
yang representatif untuk
itu, adalah Homestay.
Penginapan bergaya Jawa klasik ini berada di Jalan Cakra II,
Solo, Jawa Tengah. Penginapan
tersebut milik Bintoro Hadipriyono, biasa disapa Pak Bin.
Menurut penuturannya, rumah
itu berdiri tahun 1825. Berarti
usianya sudah 182 tahun. Sejak
tahun 2004, berubah fungsi
menjadi penginapan bernama
Homestay.
Menginap di Homestay terasa tenang dan nyaman. Selain
lansekapnya dibuat asri dan
hijau, tamu serasa berada di
tengah kultur Jawa yang kental. Struktur rumah masih asli,
terutama di bangunan utama.
Interiornya seakan membawa
kita pada jaman raja raja Jawa,
mulai dari pintu, jendela, sekat
46 | kabari:
pemisah ruang,
hingga pondasi
yang terbuat dari
kayu jati.
Di ruang pendopo, suasana
Jawa klasik kental sekali. Lemari
antik dipajang di
kanan kiri ruangan. Ukiran kayu
jati demikian
mendominasi. Ada dua radio
tua dan sebuah mesin jahit
kuno sebagai aksen di sebelah
kiri ruangan.
Di ruang utama atau ruang
keluarga yang berbentuk lesehan, seluruh aksen dan interiornya masih asli, kecuali lampu
dan karpet yang berusia lebih
muda. Ruang utama berbentuk
persegi empat, dengan titik
pusat sebuah ruang kecil di-
mana didepannya ada patung
“Selamat Datang” berbentuk
sepasang pria dan wanita.
Tapi, yang menarik perhatian justru pintunya. Pintu yang
berwarna cokelat tersebut itu
terbuat dari kayu jati tebal dengan model penguncian menggunakan balok yang dipalang
di baliknya. Paku-paku di
pintu tersebut berukuran besar
dan dibengkokkan ujungnya