MAJALAH DAQUSCHOOL EPS. 01 Majalah daquschool eps. 01 | Page 8

SAMBUTAN Sederhana KH. Yusuf Mansur Pembina Yayasan Daaarul Qur’an Kenapa orang tua zaman dulu itu meski anaknya banyak, ru- mah seadanya, tapi mereka bisa hidup bahagia. Bahkan, bisa men- jadikan anak-anaknya berhasil? Jawabnya, ternyata mudah. Orang tua zaman dulu itu modal- nya shalat malam, doa, shalawat, zikir, dan baca Alquran. Modalnya, benar-benar hanya Allah SWT. Beda dengan kebanyakan orang tua sekarang, termasuk saya, yang mikirnya soal duit, gaji, peker- jaan, dan usaha, saat membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Hasil- nya? Nggak amazing (luar biasa) banget. Kebanyakan orang tua be- rusia muda sekarang punya anak dua, motor udah dikasih, rumah su- dah ada, tapi hidupnya tetap susah. Sementara, orang tua zaman dulu, anak-anaknya banyak, tapi bisa sukses semuanya. Nah, saya ada cerita tentang Hajjah Nurul Ain, atau biasa disapa 8 Majalah Daqu School dengan Bu Noni. Beliau adalah bibi saya, kakaknya ibu saya. Bu Noni punya anak delapan. Tapi, masya Allah, nggak pernah mereka mengeluh atau teriak su- sah. Nggak ada. Beliau setiap waktunya sela- lu berdoa, mengaji, zikir, dan shala- wat. Hasilnya luar biasa, beda ban- get. Sepertinya, kita, orang-orang tua sekarang harus belajar dari orang tua zaman dulu dalam men- didik anak. Orang tua zaman dulu, ter- masuk Ibu Noni, dan juga ibu saya, insya Allah banyak lagi ibu-ibu yang lainnya, modalnya pasrah dan tawakkal kepada Allah. Saya sering mengajarkan ke- pada diri saya, sebagai ayah yang masih berusia muda, istri saya yang juga muda, dan pasangan muda lainnya, coba deh tiru gaya, met- odologi, dan cara orang-orang tua dulu dalam mendidik anak-anakn- ya. Orang-orang tua zaman sekarang, sering memberikan kemewah- an kepada anak-anakn- ya. Dan sebalikn- ya, anak-anak sekarang memberikan kemewah- an kepada orang tuanya untuk menunjukkan bah- wa dirinya telah mampu. Dibuatkan rumah, dibelikan barang me- wah, diberangkatkan ke luar negeri, dan lain sebagainya. Bukannya bahagia, orang tuanya justru merasa tersiksa. Mereka, para orang tua itu, dulu memberikan ke- pada anak-anaknya ses- uatu dengan cinta dan kasih sayang. Sekarang, kita ti- dak memberikan kepada mereka cinta, melaink- an harta kekayaan serta kemewahan. Akibatnya, bukannya kenyamanan yang dirasakan, justru kesusahan dan keterbel- engguan. Mari kita perbaiki diri agar menjadi anak yang baik, menjadi ke- ponakan yang baik, cucu yang baik, sehingga bisa menghadiahkan kepada orang tua kita doa dan amal yang baik. Salam. Majalah Daqu School 9