MAJALAH DAQUSCHOOL EPS. 01 Majalah daquschool eps. 01 | 页面 38
INSPIRASI
Membentuk Karakter
Sejak Dini
Lalan Sholahuddin, S.Ag
KABID SD Daqu School
Membentuk anak yang
berkarakter bukan suatu upaya
mudah dan cepat. Hal tersebut
memerlukan upaya terus menerus
dan refleksi mendalam untuk
membuat rentetan keputusan
moral yang harus ditindak lanjuti
dengan aksi nyata, sehingga men-
jadi hal yang praktis dan reflektif.
Diperlukan sejumlah waktu un-
tuk membuat semua itu menjadi
kebiasaan dan membentuk watak
atau tabiat seseorang.
Pemahaman yang baik mer-
upakan titik awal yang harus dike-
nalkan sehingga anak tahu apa,
mengapa dan manfaat apa yang
akan dilakukan (Moral Knowing).
Dilanjutkan dengan membangun
kecintaan berprilalu baik yang
akan menjadi sumber energi un-
tuk berprilaku baik (moral feel-
ing).
38 Majalah Daqu School
Ketika sudah terbangun kecintaan
maka yang harus dilakukan ada-
lah mengulang ulang prilaku baik
tersebut sehingga menjadi moral
behavior.
Beberapa hal cara yang
dapat membentuk karakter anak
diantaranya lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Ketiga
lingkungan ini merupakan cara
mudah dalam membentuk karak-
ter anak. Berikut tahapan dalam
proses pembentukan karakter
anak :
1. Pengenalan
Pengenalan merupakam
tahap pertama dalam proses pem-
bentukan karakter. Untuk seorang
anak, dia mulai mengenal berbagai
karakter yang baik melalui lingkun-
gan keluarga, karena keluarga
merupakan lingkungan pertama
tempat anak belajar dan memben-
tuk kepribadiannya sejak kecil.
2. Pemahaman
Tahap pemahaman ber-
langsung setelah tahap pengena-
lan. Setelah anak mengenal dan
melihat orang tuanya selalu di-
siplin dan tepat waktu, bangun
pagi pukul lima, selalu sarapan
setiap pagi, berangkat ke sekolah
atau kerja tepat waktu, pulang se-
kolah atau kerja tepat waktu, dan
shalat lima waktu sehari dengan
waktu yang tepat dan sebagain-
ya, maka anak akan mencoba
berpikir dan bertanya, “Mengapa
kita harus melakukan semuanya
dengan baik dan tepat waktu?”
Setelah anak bertanya mengenai
kebiasaan orang tuanya, kemudian
orang tuanya menjelaskan, “Apa-
bila kita melakukan sesuatu den-
gan tepat waktu maka berarti kita
menghargai waktu yang kita miliki,
kita akan diberi kepercayaan oleh
orang lain, dapat diandalkan, dan
tidak akan mengecewakan orang
lain.
3. Penerapan
Melalui pemahaman yang
telah ia dapatkan dari orang tu-
anya maka si anak akan mencoba
menerapkan dan mengimplemen-
tasikan hal-hal yang telah dia-
jarkan oleh orang tuanya. Pada
awalnya anak hanya sekedar
melaksanakan dan meniru ke-
biasaan orang tuanya. Anak belum
menyadari dan memahami bentuk
karakter apa yang ia terapkan.
4. Pengulangan/Pembiasaan
Didasari oleh pemahaman
dan penerapan yang secara ber-
tahap ia lakukan, maka secara
tidak langsung si anak akan ter-
biasa dengan kedisiplinan yang
diajarkan oleh orang tuanya..
Setelah setiap hari dia melakukan
hal tersebut hal itu akan menja-
di kebiasaan yang sudah biasa
ia lakukan bahkan sampai besar
nanti. Pembiasaan ini juga harus
diimbangi dengan konsistensi ke-
biasaan orang tua. Apabila orang
tua tidak konsisten dalam men-
gajarkan pembiasaan, maka anak
juga akan melakukannya dengan
setengah-setengah. Apabila anak
sudah tebiasa, maka hal apapun
jika tidak ia lakukan dengan tepat
waktu maka dalam hatinya ia akan
merasakan kegelisahan.
5. Pembudayaan
Apabila kebiasaan baik
dilakukan berulang-ulang setiap
hari maka hal ini akan membudaya
menjadi karakter.
6. Internalisasi
Tahap terakhir adalah inter-
nalisasi menjadi karakter. Sumber
motivasi untuk melakukan respon
adalah dari dalah hati nurani.
Karakter ini akan semakin kuat
apabila didukung oleh suatu ideol-
ogy atau believe.
Mudah mudahan dengan
tahapan ini bisa lebih mudah
membentuk karakter anak. Oleh
karena itu, kita sebagai orangtua
hendaknya memanfaatkan masa
emas anak untuk memberikan
pendidikan karakter yang baik
bagi anak. Sehingga anak bisa
meraih keberhasilan dan kesuk-
sesan dalam kehidupannya di
masa mendatang.
Majalah Daqu School
39