Inbox Magz Mei 2015 | Page 22

OPINION Mampukah paket kebijakan ini mengangkat nilai tukar Rupiah? Beberapa kalangan memberikan response pro dan kontra terkait kebijakan pemerintah ini. Kalangan yang mengkritisi bahwa ini menyatakan kebijakan nampak pemerintah sulit terealisasi dalam jangka pendek, karena dalam proses pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lama untuk bisa dibuktikan, misalnya kebijakan bea masuk anti- dumping. Sementara nilai tukar Rupiah makin hari makin merosot, sehingga kebijakan ini bisa menyelesaikan masalah dalam jangka pendek. Kalangan lain juga menyebutkan bahwa paket kebijakan ekonomi pemerintah untuk penguatan kurs ini bukanlah langkah yang bersifat terobosan. Sifat dari paket kebijakan ini adalah Berdasarkan data yang diterbitkan di majalah The Economist edisi cetak 18 April 2015 dalam kolom Economic and financial indicator menunjukkan bahwa anjloknya Rupiah terhadap dollar AS berkisar -12.67%. Jika dibandingkan dengan Malaysia -12.92%, Australia parsial, sektoral, dan terlalu jangka -21.50%, Jepang -16.67%, Euro -30.56%, atau bahkan Brazil yang panjang. Sementara untuk saat ini mencapai -35.87%. Gambaran ini menunjukkan bahwa perekonomian lebih diperlukan langkah-langkah di Indonesia saat ini tidak lah lebih buruk dibanding negara-negara lain. yang lebih bersifat jangka pendek. Kondisi yang lebih baik ini juga di dukung oleh kondisi sosial politik di Apalagi besar kemungkinan Bank Indonesia yang masih aman dan terkendali dimana pemerintahan saat Sentral Amerika (The FED) akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat, beberapa bulan lagi. Jika karena langkah ini tidak mengalami gejolak politik dan ekonomi yang membahayakan sebagaimana pernah terjadi pada waktu negara Indonesia mengalami krisis di tahun 2008, dimana nilai tukar Rupiah sempat me