Inbox Magz Mei 2015 | Page 18

COMMODITY Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan lada, di antaranya adalah: 1) Produktivitas masih rendah karena tanaman tua/rusak, belum menggunakan benih unggul, kurangnya pemeliharaan dan serangan hama/penyakit; 2) Diseminasi teknologi masih rendah karena terbatasnya penyuluhan dan pendampingan serta terbatasnya sarana pendukung; 3) Kualitas produk masih rendah karena penanganan pasca panen kurang optimal; 4) Kelembagaan petani masih lemah; 5) Kerjasama kemitraan usaha antara petani dan industri (eksportir) masih terbatas; 6) Terbatasnya akses terhadap lembaga pendanaan; dan 7) Sistem rantai pasar masih belum efisien. Untuk mengatasi permasalahan lada tersebut, Direktorat Jenderal Perkebunan telah menetapkan arah kebijakan dalam pengembangan lada, yaitu meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman secara terintegrasi dan berkelanjutan melalui pengembangan komoditi (rehabilitasi, intensifikasi dan diversifikasi), peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha, peningkatan investasi usaha serta pengembangan sistem informasi. Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan tulus dari para pemangku kepentingan di bidang lada untuk menerapkan langkah-langkah operasional dalam pengembangan tanaman lada Untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan kualitas lada, kegiatan tetap fokus pada penanaman kembali, pemenuhan populasi tanaman dan intensifikasi tanaman lada. Saat ini anggaran pemerintah untuk difasilitasi itu hanya terbatas. Kelembagaan petani lada yang pada saat ini masih belum berkembang, sehingga perlu diperkuat melalui pelatihan petani, pendampingan penyuluh pertanian dan bantuan petani. Dengan pelatihan, pendampingan penyuluh pertanian dan bantuan petani tersebut diharapkan dapat meningkatkan kelembagaan petani, sehingga diharapkan petani dapat memiliki posisi tawar yang kuat, sehingga akan meningkat pendapatan dan kesejahteraannya. Kemitraan antara industri/eksportir dengan petani/kelompok tani belum terjalin dengan baik, sehingga perlu dibina dan ditingkatkan. Dengan kemitraan usaha tersebut diharapkan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan, profesional dan berkelanjutan, baik on farm maupun off farm. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Akhirnya pengembangan lada nasional membutuhkan komitmen, tekad dan upaya yang 18 EDISI X MEI 2015 yang didasarkan pada kebijakan pembangunan perkebunan yang dilaksanakan secara proporsional dan profesional sesuai dengan wewenang, tugas, fungsi dan peran masing-masing. Tingkat produksi lada di Indonesia dari tahun ke tahun sebenarnya terus mengalami peningkatan. Tetapi seperti komoditas pertanian atau perkebunan lain di indonesia, selalu ada kendala dalam pengembangannya. Kendala utama dalam budi daya lada adalah masih besarnya lahan perkebunan lada yang dikelola oleh rakyat. Pada kondisi seperti ini, peran serta pemerintah sangat dibutuhkan. Peran yang diinginkan dari pemerintah adalah berupa menerbitkan UU yang pro kepada petani. Dengan adanya undang undang tersebut diharapkan para petani atau pengusaha perekebunan dapat memaksimalkan budi daya lada ini. Dan dengan hasil yang maksimal niscaya indonesia dapat mempertahankan posisinya sebagai negara penghasil lada terbesar di dunia. Kondisi ini akan makin baik apabila komoditas lada ini menjadi salah satu komoditas yang ditransaksikan di bursa berjangka jakarta / BBJ (Jakarta Futures Exchange).