Geo Energi januari 2014 | Page 69

istimewa di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga sebanyak 10 unit PLTN dengan total kapasitas 10 ribu MW. “Dari studi kelayakan yang kamilakukan selama 3 tahun, PLTN layak dibangun di Bangka,” kata Manajer Proyek Feasibility Study Tapak PLTN PT Surveyor Indonesia, Irman Bustaman pada seminar ‘Prospek Pemanfaatann Iptek Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat Bangka Belitung’ di Pangkalpinang, Senin (9/12). Berdasarkan standar yang ada dan studi kelayakan itu, pihaknya merekomendasikan enam unit di Kabupaten Bangka Barat dan empat unit di Bangka Selatan dengan masingmasing unit berkapasitas 1.000 MW unit, sehingga total 10 ribu MW. Irman mengemukakan, sebagai pelaksana studi pihaknya melakukan pengumpulan data sekunder, pembangunan infrastruktur dan survei regional pada tahun pertama studi pada 2011. Pada tahun kedua dilakukan survei situs dan evaluasi tapak dan tahun terakhir (2013) dilakukan Irman Bustaman, Manajer Proyek Feasibility Study Tapak PLTN PT Surveyor Indonesia. kompilasi laporan hasil survei seperti laporan evaluasi tapak, informasi dan data tapak, serta integrasi laporan studi kelayakan. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, mengatakan pihaknya akan segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) skala kecil. “Pertama, kami akan bangun reaktor nuklir untuk pembangkit listrik atau PLTN,” ujar Menristek saat membuka acara Atomos Day di Jakarta, kemarin. PLTN yang dibangun tersebut, sambung dia, mempunyai kapasitas sekitar 30 MW. Namun untuk lokasinya, belum ditentukan. “Di Serpong sudah ada reaktor nuklir untuk penelitian, sekarang saatnya dicoba untuk listrik.” Pembangunan PLTN skala kecil itu, kata dia, sekaligus untuk membuktikan pada masyarakat dan dunia bahwa Indonesia mampu mengelola nuklir. “Buktinya kita mengelola nuklir selama 30 tahun tidak apa-apa,” ujarnya. Menristek meyakini sumber daya manusia di bidang nuklir Tanah Air mumpuni dalam bidang nuklir. EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014 “Indonesia mampu mengelola PLTN. Banyak ahli nuklir kita, yang sudah mempunyai sertifikasi internasional.” Dia menambahkan pembangunan PLTN akan segera dilakukan. Rencananya pembangunan akan dilakukan di Bangka Belitung yang kaya dengan kandungan uranium. Hasil uji tapak secara teknis pembangunan PLTN di BangkaBelitung cukup layak untuk dilakukan. “Pemerintah terus melakukan sosialisasi pembangunan PLTN pada masyarakat.” Hasil survei Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) melalui lembaga survei independen PT Iconesia Solusi Prioritas (ISP) menyebutkan 76,5 persen masyarakat di Tanah Air menyetujui pengembangan Iptek Nuklir, baik untuk energi, kesehatan, peternakan, dan pangan. Survei yang dilakukan pada 2013 itu juga menyebutkan, sebanyak 60,4 persen masyarakat menyetujui pengembangan nuklir di bidang energi atau pembangunan PLTN. Sementara pada tingkat Jawa Madura Bali, diketahui sebanyak 75 persen masyarakat di wilayah itu menyetujui pengembangan iptek nuklir di Tanah Air. Kepala bidang pengkajian kelayakan tapak PLTN Kurnia Anzhar, saat melakukan kunjungan ke Desa Tanjung, Kecamatan Muntok, Bangka Barat, Minggu (7/12/2013) menjelaskan, dipilihnya Bangka sebagai lokasi pembangunan PLTN karena memiliki bebatuan stabil dan usianya sudah tua, sehingga layak dijadikan sebagai tapak PLTN. Selain itu, lokasi Bangka juga lebih dekat dengan Sumatera, karena itu lebih efisiens, terutama masalah jaringan listrik. “Secara umum, usia batu di Bangka ini sudah tua sekali. Zaman jurassic,” kata Kurnia. Ia menjelaskan, Batan saat ini memiliki stasiun meteorologi, kegempaan, dan oseanografi (ilmu kelautan) di Bangka untuk menganalisis apakah suatu daerah layak didirikan PLTN. Untuk meteorologi ada 2, yaitu di Bangka Selatan dan Bangka Barat. Sedangkan untuk kegempaan ada di 10 lokasi, yaitu 8 di pulau Bangka, dan 2 di Sumatera Selatan. Kurnia menambahkan, stasiun tersebut sudah ada sejak 2011 yang diawasi pihak konsorsium yaitu PT Surveyor Indonesia. G 69