istimewa
di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung hingga sebanyak 10
unit PLTN dengan total kapasitas 10
ribu MW.
“Dari studi kelayakan yang
kamilakukan selama 3 tahun, PLTN
layak dibangun di Bangka,” kata
Manajer Proyek Feasibility Study Tapak
PLTN PT Surveyor Indonesia, Irman
Bustaman pada seminar ‘Prospek
Pemanfaatann Iptek Nuklir untuk
Kesejahteraan Masyarakat Bangka
Belitung’ di Pangkalpinang, Senin
(9/12).
Berdasarkan standar yang ada
dan studi kelayakan itu, pihaknya
merekomendasikan enam unit di
Kabupaten Bangka Barat dan empat
unit di Bangka Selatan dengan masingmasing unit berkapasitas 1.000 MW
unit, sehingga total 10 ribu MW.
Irman mengemukakan, sebagai
pelaksana studi pihaknya melakukan
pengumpulan data sekunder,
pembangunan infrastruktur dan survei
regional pada tahun pertama studi
pada 2011. Pada tahun kedua dilakukan
survei situs dan evaluasi tapak dan
tahun terakhir (2013) dilakukan
Irman Bustaman, Manajer Proyek Feasibility
Study Tapak PLTN PT Surveyor Indonesia.
kompilasi laporan hasil survei seperti
laporan evaluasi tapak, informasi dan
data tapak, serta integrasi laporan studi
kelayakan.
Menteri Riset dan Teknologi
(Menristek), Gusti Muhammad Hatta,
mengatakan pihaknya akan segera
membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) skala kecil.
“Pertama, kami akan bangun
reaktor nuklir untuk pembangkit
listrik atau PLTN,” ujar Menristek saat
membuka acara Atomos Day di Jakarta,
kemarin.
PLTN yang dibangun tersebut,
sambung dia, mempunyai kapasitas
sekitar 30 MW. Namun untuk lokasinya,
belum ditentukan. “Di Serpong sudah
ada reaktor nuklir untuk penelitian,
sekarang saatnya dicoba untuk listrik.”
Pembangunan PLTN skala kecil itu,
kata dia, sekaligus untuk membuktikan
pada masyarakat dan dunia bahwa
Indonesia mampu mengelola nuklir.
“Buktinya kita mengelola nuklir selama
30 tahun tidak apa-apa,” ujarnya.
Menristek meyakini sumber
daya manusia di bidang nuklir Tanah
Air mumpuni dalam bidang nuklir.
EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014
“Indonesia mampu mengelola PLTN.
Banyak ahli nuklir kita, yang sudah
mempunyai sertifikasi internasional.”
Dia menambahkan pembangunan
PLTN akan segera dilakukan.
Rencananya pembangunan akan
dilakukan di Bangka Belitung yang kaya
dengan kandungan uranium.
Hasil uji tapak secara teknis
pembangunan PLTN di BangkaBelitung cukup layak untuk dilakukan.
“Pemerintah terus melakukan sosialisasi
pembangunan PLTN pada masyarakat.”
Hasil survei Badan Tenaga Nuklir
Nasional (Batan) melalui lembaga
survei independen PT Iconesia Solusi
Prioritas (ISP) menyebutkan 76,5 persen
masyarakat di Tanah Air menyetujui
pengembangan Iptek Nuklir, baik untuk
energi, kesehatan, peternakan, dan
pangan.
Survei yang dilakukan pada 2013
itu juga menyebutkan, sebanyak
60,4 persen masyarakat menyetujui
pengembangan nuklir di bidang energi
atau pembangunan PLTN.
Sementara pada tingkat Jawa
Madura Bali, diketahui sebanyak 75
persen masyarakat di wilayah itu
menyetujui pengembangan iptek
nuklir di Tanah Air.
Kepala bidang pengkajian
kelayakan tapak PLTN Kurnia Anzhar,
saat melakukan kunjungan ke
Desa Tanjung, Kecamatan Muntok,
Bangka Barat, Minggu (7/12/2013)
menjelaskan, dipilihnya Bangka
sebagai lokasi pembangunan PLTN
karena memiliki bebatuan stabil dan
usianya sudah tua, sehingga layak
dijadikan sebagai tapak PLTN. Selain itu,
lokasi Bangka juga lebih dekat dengan
Sumatera, karena itu lebih efisiens,
terutama masalah jaringan listrik.
“Secara umum, usia batu di Bangka ini
sudah tua sekali. Zaman jurassic,” kata
Kurnia.
Ia menjelaskan, Batan saat
ini memiliki stasiun meteorologi,
kegempaan, dan oseanografi (ilmu
kelautan) di Bangka untuk menganalisis
apakah suatu daerah layak didirikan
PLTN. Untuk meteorologi ada 2, yaitu
di Bangka Selatan dan Bangka Barat.
Sedangkan untuk kegempaan ada di 10
lokasi, yaitu 8 di pulau Bangka, dan 2 di
Sumatera Selatan.
Kurnia menambahkan, stasiun
tersebut sudah ada sejak 2011 yang
diawasi pihak konsorsium yaitu PT
Surveyor Indonesia. G
69