geoenergi/ sarwono
Adrian Susanto, Direktur Operasional Sinerco
maka kami akan menaruh alat kami
di sana. Mereka akan membayar
berapa per harinya. Kami bisa menjual
alatnya, tapi yang menjadi bisnis
utama kami adalah dalam penyewaan
alatnya. Kalau menjual, kadangkadang customer perlu pelatihan
untuk menggunakannya. Kalau tidak
mengerti caranya, alatnya tidak bisa
dioperasikan. Itulah mengapa kami
lebih fokus kepada penyewaan alat,
supaya dari kami bisa mengoperasikan
alat tersebut,” tutur Adrian.
Jika ada alat yang rusak atau
mengalami gangguan dalam
kinerjanya, Sinerco bertanggung
jawab dalam perbaikan alat tersebut
Selain itu, mereka juga menyediakan
jasa kompresi dan maintenance.
Penggantian berbagai spare part juga
menjadi tanggung jawab Sinerco.
“Di after sales kami memberikan
total solution. Kami memberikan
penyelesaian masalah. Kalau ada
masalah, kami akan datang dan
langsung perbaiki. Kalau suatu
peralatan tidak berjalan baik, maka
produksi migas maka produksinya
akan menurun. Kalau peralatannya
handal dan punya reliability tinggi,
maka produksinya bisa dipertahankan,”
ujar Adrian
Kompresor yang menjadi andalan
Sinerco yakni Gasjack Compressor,
yang merupakan kompresor asal
pabrikan Amerika Serikat, Compressco.
Gasjack Compressor, dipilih Sinerco
EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014
karena awet dan efisien, sehingga
mampu meminimalisir risiko dan biaya
operasi dan perawatan. Kompresor
berbahan bakar gas tersebut bisa mulai
digunakan mengisi gas sebanyak 15
kg. Alat tersebut juga tak memerlukan
tenaga lain dari luar seperti tenaga
listrik. Selain itu, konfigurasi alat
tersebut hanya memakan waktu satu
hingga dua jam.
Teknologi unik yang dimiliki
kompresor tersebut adalah Backside
Auto Injection System (BAIS). BAIS
merupakan teknologi gas lift yang
mampu mengidentifikasi tingkat
penurunan minyak bumi. Cara
kerja teknologi ini adalah dengan
menginjeksikan gas bertekanan tinggi
ke dalam annulus (ruang kosong
antara casing pipa dan pipa produksi
atau production tubing), kemudian
dialirkan ke pipa produksi sehingga
menghasilkan proses aerasi. Setelah
proses tersebut, tekanan reservoir
mampu mengalirkan lebih minyak
bumi dari lubang sumur ke fasilitas
produksi di permukaan. Singkatnya,
BAIS merupakan bentuk gas lift untuk
sumur tua, yang tidak memerlukan
peralatan penggalian ke dalam tanah,
hanya menginjeksi gas ke dalam
annulus bila diperlukan.
Sejak berdiri di tahun 2007, Sinerco
telah menjadi rekan beberapa KKKS di
Indonesia, seperti VICO, MedcoEnergi,
Pertamina, Sembrani Oil, Chevron,
PetroChina. Kompresornya pun saat
ini masih dipakai di berbagai daerah
kaya sumber migas, seperti di Badak,
Pangkalan Susu, Wunut, hingga
Tarakan. “Kami memiliki lebih dari 15
customer. Hingga 2013, peralatan
kami yang dipakai sudah mencapai
47 unit, mulai dari Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan,” tutur pria yang juga
menjabat sebagai Direktur PT GT Kyro
Indonesia tersebut.
Ke depannya Sinerco berencana
meningkatkan TKDN pada peralatanperalatannya. Tujuannya adalah untuk
menekan biaya impor bahan baku.
Selain itu, dalam waktu lima tahun ini,
mereka berencana membuka pabrik
perakitan atau assembly di Indonesia.
“Mudah-mudahan dalam beberapa
tahun ke depan ini, semuanya bisa
berjalan. Saat ini, kami harus mencari
workshop dulu yang sesuai dengan
standar dari manufacturer kami. Target
kami kurang dari lima tahun sudah bisa
membangun assembly di Indonesia,”
kata Adrian
Adrian yakin, dalam di masa yang
akan datang, bisnis sinerco akan
semakin berkemabang dan prospektif.
Apalagi dengan berkembangnya
shale gas dan Coal Bed Methane
(CBM), Adrian akan memanfaatkan
hal tersebut sebagai peluang. “Kami
terus mengembangkan teknologi agar
kami bisa menjadikan berkembangnya
CBM sebagai kesempatan untuk
mengembangkan bisnis kami,” tandas
Adrian, menutup wawancara. G
63