Geo Energi januari 2014 | Page 63

geoenergi/ sarwono Adrian Susanto, Direktur Operasional Sinerco maka kami akan menaruh alat kami di sana. Mereka akan membayar berapa per harinya. Kami bisa menjual alatnya, tapi yang menjadi bisnis utama kami adalah dalam penyewaan alatnya. Kalau menjual, kadangkadang customer perlu pelatihan untuk menggunakannya. Kalau tidak mengerti caranya, alatnya tidak bisa dioperasikan. Itulah mengapa kami lebih fokus kepada penyewaan alat, supaya dari kami bisa mengoperasikan alat tersebut,” tutur Adrian. Jika ada alat yang rusak atau mengalami gangguan dalam kinerjanya, Sinerco bertanggung jawab dalam perbaikan alat tersebut Selain itu, mereka juga menyediakan jasa kompresi dan maintenance. Penggantian berbagai spare part juga menjadi tanggung jawab Sinerco. “Di after sales kami memberikan total solution. Kami memberikan penyelesaian masalah. Kalau ada masalah, kami akan datang dan langsung perbaiki. Kalau suatu peralatan tidak berjalan baik, maka produksi migas maka produksinya akan menurun. Kalau peralatannya handal dan punya reliability tinggi, maka produksinya bisa dipertahankan,” ujar Adrian Kompresor yang menjadi andalan Sinerco yakni Gasjack Compressor, yang merupakan kompresor asal pabrikan Amerika Serikat, Compressco. Gasjack Compressor, dipilih Sinerco EDISI 39 / Tahun Iv / JANUARI 2014 karena awet dan efisien, sehingga mampu meminimalisir risiko dan biaya operasi dan perawatan. Kompresor berbahan bakar gas tersebut bisa mulai digunakan mengisi gas sebanyak 15 kg. Alat tersebut juga tak memerlukan tenaga lain dari luar seperti tenaga listrik. Selain itu, konfigurasi alat tersebut hanya memakan waktu satu hingga dua jam. Teknologi unik yang dimiliki kompresor tersebut adalah Backside Auto Injection System (BAIS). BAIS merupakan teknologi gas lift yang mampu mengidentifikasi tingkat penurunan minyak bumi. Cara kerja teknologi ini adalah dengan menginjeksikan gas bertekanan tinggi ke dalam annulus (ruang kosong antara casing pipa dan pipa produksi atau production tubing), kemudian dialirkan ke pipa produksi sehingga menghasilkan proses aerasi. Setelah proses tersebut, tekanan reservoir mampu mengalirkan lebih minyak bumi dari lubang sumur ke fasilitas produksi di permukaan. Singkatnya, BAIS merupakan bentuk gas lift untuk sumur tua, yang tidak memerlukan peralatan penggalian ke dalam tanah, hanya menginjeksi gas ke dalam annulus bila diperlukan. Sejak berdiri di tahun 2007, Sinerco telah menjadi rekan beberapa KKKS di Indonesia, seperti VICO, MedcoEnergi, Pertamina, Sembrani Oil, Chevron, PetroChina. Kompresornya pun saat ini masih dipakai di berbagai daerah kaya sumber migas, seperti di Badak, Pangkalan Susu, Wunut, hingga Tarakan. “Kami memiliki lebih dari 15 customer. Hingga 2013, peralatan kami yang dipakai sudah mencapai 47 unit, mulai dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan,” tutur pria yang juga menjabat sebagai Direktur PT GT Kyro Indonesia tersebut. Ke depannya Sinerco berencana meningkatkan TKDN pada peralatanperalatannya. Tujuannya adalah untuk menekan biaya impor bahan baku. Selain itu, dalam waktu lima tahun ini, mereka berencana membuka pabrik perakitan atau assembly di Indonesia. “Mudah-mudahan dalam beberapa tahun ke depan ini, semuanya bisa berjalan. Saat ini, kami harus mencari workshop dulu yang sesuai dengan standar dari manufacturer kami. Target kami kurang dari lima tahun sudah bisa membangun assembly di Indonesia,” kata Adrian Adrian yakin, dalam di masa yang akan datang, bisnis sinerco akan semakin berkemabang dan prospektif. Apalagi dengan berkembangnya shale gas dan Coal Bed Methane (CBM), Adrian akan memanfaatkan hal tersebut sebagai peluang. “Kami terus mengembangkan teknologi agar kami bisa menjadikan berkembangnya CBM sebagai kesempatan untuk mengembangkan bisnis kami,” tandas Adrian, menutup wawancara. G 63